Minggu, 13 Juli 2025
Menu

5 Tradisi Unik Menyambut Ramadan, dari Indonesia sampai Mesir

Redaksi
Fanous, tradisi unik menjelang Ramadan di Mesir
Fanous, tradisi unik menjelang Ramadan di Mesir | Al Majalla
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Bulan suci Ramadan ternyata tidak hanya identik dengan puasa. Jelang bulan suci Ramadan, negara-negara di berbagai belahan dunia memiliki tradisi unik masing-masing.

Ada yang menyambutnya dengan menembakkan meriam hingga menyalakan lentera.

Apa saja sih tradisi unik untuk menyambut Ramadan dari berbagai negara?

  1. Tradisi Padusan di Indonesia

Beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur memiliki tradisi bersuci yang disebut dengan padusan (artinya mandi dalam bahasa Jawa).

Padusan dilakukan dengan cara berendam atau mandi di sumur-sumur atau sumber mata air lainnya.

Makna padusan adalah menyucikan diri serta membersihkan jiwa dan raga dalam menyambut Ramadan.

Tujuannya agar saat Ramadan, umat Islam dapat menjalani ibadah dalam kondisi suci lahir dan batin.

  1. Menembakkan meriam di Lebanon

Tradisi ini disebut sebagai midfa al iftar dan dimulai di Mesir lebih dari 200 tahun lalu, ketika negara tersebut diperintah oleh penguasa Ottoman Khosh Qadam.

Hal ini bermula saat Qadam menguji meriam baru saat matahari terbenam.

Secara tidak sengaja, Qadam menembakkan meriam tersebut dan suaranya bergema di seluruh Kairo.

Praktik ini menyebar ke banyak negara di Timur Tengah termasuk Lebanon.

Di mana meriam akhirnya digunakan oleh Ottoman untuk menandai buka puasa di seluruh negeri.

Tradisi ini sempat dikhawatirkan hilang pada 1983 setelah invasi yang menyebabkan penyitaan beberapa meriam yang dianggap senjata.

Namun, tradisi itu dihidupkan lagi oleh tentara Lebanon usai perang dan berlanjut menjadi cara untuk memperingati Ramadan.

  1. Anak-anak bernyanyi di Uni Emirat Arab

Setiap tanggal 15 Syakban, Uni Emirat Arab (UAE) menyelenggarakan tradisi haq al laila.

Anak-anak akan berkeliling di lingkungan rumah, menggunakan pakaian warna cerah dan mengumpulkan permen dan kacang dalam tas jinjing.

Selain itu, anak-anak akan menyanyikan lagu-lagu tradisional lokal.

  1. Penabuh gendang di Turki

Lebih dari 2.000 penabuh gendang akan berkeliaran di jalanan Turki.

Penabuh gendang ini akan menggunakan kostum tradisional Ottomman, termasuk fez (peci khas Turki) dan rompi yang dihiasi motif tradisional.

Saat mereka berkeliling dengan davul (gendang Turki berkepala dua), warga untuk memberi mereka tip atau bahkan mengundang mereka untuk berbagi makanan sahur.

  1. Menyalakan lentera warna-warni di Mesir

Setiap tahun, warga Mesir akan menyambut Ramadan dengan fanous atau lentera warna-warni.

Lentera ini melambangkan kegembiaraan sepanjang bulan Ramadan.

Ada kisah yang menyebutkan tentang pertama kali fanous muncul di Mesir, yakni pada suatu malam selama Dinasti Fatimiyah.

Saat itu, orang Mesir menyapa Kekhalifahan Al-Mu’izz li-Din Allah saat dia tiba di Kairo pada hari pertama Ramadhan.

Untuk menyediakan pintu masuk yang terang bagi imam, pejabat militer memerintahkan penduduk setempat untuk memegang lilin di jalan-jalan yang gelap dan melindunginya dalam bingkai kayu agar tidak meledak.

Seiring waktu, struktur kayu ini muncul menjadi lentera berpola, dan sekarang ditampilkan di seluruh negeri, menyebarkan cahaya selama bulan suci.*