FORUM KEADILAN – Wakil Bupati Indramayu Lucky Hakim jawab tudingan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bahwa dirinya sulit dihubungi usai mengajukan pengunduran diri.
Klarifikasi ini disampaikan melalui video yang diunggah akun Instagram @luckyhakimofficial pada Jumat, 17/2/2023 pukul 22.00 WIB.
Dalam video tersebut, Lucky Hakim menyampaikan permohonan maaf kepada Ridwan Kamil karena sulit dihubungi.
Ia mengaku tidak memiliki ajudan dan tak tahu nomor ajudan Ridwan Kamil.
“Pak Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat, saya mohon maaf bila menghubungi Bapak melalui Instagram karena saya tidak tahu menghubungi Bapak lewat mana. Saya tidak punya nomor ajudan Bapak dan saya tidak punya ajudan atau protokol atau aspri untuk menghubungi Bapak,” ujarnya.
Lucky Hakim mengaku berinisiatif menemui langsung Ridwan Kamil usai mengetahui posisi sang Gubernur.
Ia langsung berangkat dari Jakarta menuju Bandung.
Lucky Hakim sebelumnya mendapat informasi bahwa Ridwan Kamil akan mengirimkan tim ke Indramayu untuk mencari tahu masalah pengunduran dirinya.
Ia pun siap bertemu dengan Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil pun menganggapi unggahan video Lucky Hakim dengan menyebut bahwa ia akan menghubungi kembali setelah sebelumnya ajudannya gagal.
View this post on Instagram
Sebelumnya, Ridwan Kamil mengaku sulit menghubungi Lucky Hakim usai kabar meminta mundurnya dari jabatan Wakil Bupati Indramayu.
“Susah dihubungi, sudah berkali-kali ajudan mengontak supaya segera menghadap karena perintah Mendagri. Belum ada respon,” kata pria yang akrab disapa Kang Emil itu.
Diketahui, Lucky Hakim memilih mundur dari jabatannya dengan alasan merasa gagal dalam mengemban amanah masyarakat.
Amanah yang dimaksud adalah janji kampanye yang disampaikan dirinya bersama Bupati Indramayu saat ini, Nina Agustina.
Selain itu, Lucky Hakim yang selama ini digaji oleh masyarakat menganggap tak semua masyarakat Indramayu adalah pengusaha atau orang berada.
Menurut Lucky, warga Indramayu sebagian besar adalah petani dan nelayan. Para warga itu kemudian membayar pajak dan digunakan untuk menggaji bupati dan wakil bupati.
“Ketika tidak tercapai (janji-janji kampanye), betapa tidak tahu malunya saya, tidak tahu dirinya saya, jika tetap bertahan sebagai wakil bupati,” ungkapnya.*