Bapanas Perintahkan Beras Bulog Dijual di Ritel Modern

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi saat meninjau gudang Bulog. | ist

FORUM KEADILAN – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memerintahkan agar beras medium atau beras Bulog dijual di toko ritel. Menurut Arief, langkah Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) tersebut bisa jadi instrumen menekan harga beras di pasaran.

Langkah itu merupakan upaya merespons persoalan yang dihadapi saat ini, yaitu tingginya harga beras di pasaran. Beras Bulog sendiri diketahui dijual di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp 9.450 per kilogram. Mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional, harga beras medium masih berada di Rp 11.000 per kilogram.

Bacaan Lainnya

Arief menjelaskan, upaya mendorong beras Bulog ke penjualan retail tersebut telah sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional No. 01/KS.02.02/K/1/2023 tentang Petunjuk Pelaksanaan SPHP.

Dalam juklak tersebut, lanjut Arief, Bulog dapat melaksanakan SPHP melalui operasi pasar secara langsung di tingkat eceran atau melalui distributor dan mitra yang ada di pasar tradisional atau modern serta tempat-tempat yang mudah dijangkau lainnya.

“Poinnya, yang terpenting membuka keterjangkauan dan harga penjualan sampai ke tingkat konsumen harus sesuai dengan harga eceran yang telah ditetapkan. Selain itu, sebagai jaminan atas mutu, beras yang dijual harus mencantumkan informasi harga, kelas mutu, dan berat bersih,” papar Arief melalui keterangan tertulisnya, Minggu, 29/1/2023.

Menurut Arief, langkah ini dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan SPHP sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo dalam rangka stabilisasi harga beras di tingkat konsumen.

“Perluasan dan peningkatan penyaluran SPHP melalui pasar ritel ini sejalan dengan arahan Bapak Presiden agar kita mewaspadai kenaikan harga beras dengan melakukan langkah-langkah stabilisasi secara masif,” ujar dia.

Arief berharap, hilirisasi beras SPHP ke pasar ritel ini dapat mendorong keterjangkauan beras medium Bulog di masyarakat.

Sebab, melalui langkah ini beras medium yang digelontorkan dalam program SPHP Bulog tidak hanya bisa didapatkan di Kanwil Bulog atau pasar-pasar tradisional. Tetapi juga di warung sekitar pemukiman warga, toko-toko Rumah Pangan Kita (RPK) Bulog, dan ritel modern baik secara daring maupun luring.

“Kami perluas distribusinya dengan menyasar dan memperbanyak toko-toko ritel yang ada di sekitar masyarakat. Hal ini untuk memastikan keterjangkauan dan aksesibilitas masyarakat terhadap produk beras Bulog yang kita jual dengan harga terjangkau,” paparnya.

Lebih lanjut, Arief menyebut, berdasarkan data yang dihimpun telah banyak daerah melakukan perluasan pendistribusian melalui toko dan gerai ritel setempat. Seperti di Provinsi Sulawesi Selatan, Bengkulu, Sulawesi Tengah, Papua, Papua Barat, Kepulauan Riau, Jawa Barat, DKI Jakarta, Maluku Utara, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Riau, Yogyakarta, dan Jambi.

Pelaksanaan SPHP ini, kata Arief, akan terus dilakukan setiap hari dengan lebih masif di seluruh Indonesia. Sampai dengan 28 Januari 2023, Bulog telah merealisasikan penyaluran SPHP sebanyak 161 ribu ton, jumlah tersebut meningkat 143 persen dibandingkan dengan penyaluran beras untuk stabilisasi stok dan harga di bulan Januari tahun 2022 yang tercatat sebanyak 66 ribu ton.

“Bulog di seluruh daerah kami minta melakukan operasi pasar beras SPHP ini setiap hari sampai dengan panen raya di Februati-Maret ini. Sebagai komoditas pokok penting yang dikonsumsi mayoritas warga, stabilitas stok dan harga beras adalah prioritas,” ujarnya.*