Mantan Wakaden B Paminal Divpropam Polri Mengaku Dua Kali Dimarahi Ferdy Sambo karena CCTV

Ferdy Sambo di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis 22/12/2022. | Ist

FORUM KEADILAN – Mantan Wakaden B Paminal Divpropam Polri Arif Rachman Arifin mengaku sudah dua kali dimarahi oleh Ferdy Sambo karena rekaman CCTV.

Hal tersebut disampaikan Arif ketika hadir sebagai saksi, dalam sidang lanjutan perkara obstruction of justice pembunuhan Brigadir J, dengan terdakwa Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, pada, Kamis, 22/12/2022.

Bacaan Lainnya

“Saat prarekon saya berdiri di carport melihat Pak Sambo ngobrol sama pejabat-pejabat dari Propam, terus Pak Sambo nanya kenapa kamu lihat-lihat CCTV, saya bilang izin ndan bagus. Ya kalo rusak mau diapain. Tapi nadanya agak emosi,” kata Arif.

Jaksa kemudian menanyakan alasan Arif melihat CCTV tersebut.

“Saya penasaran, kenapa saksi kepikiran pada saat itu untuk melihat CCTV,” tanya Jaksa.

“Saya berpikirnya kalo saya cerita bisa dibenarkan lewat CCTV di atas carport tersebut,” timpal Arif.

Arif kemudian menjelaskan, momen lain yang membuat Ferdy Sambo marah kepadanya.

“Awalnya itu saya nonton CCTV bareng dengan Chuk, Baequni dan Ridwan, terus Chuk ngasih tau saya kalo si Yosua masih hidup saat Bapak datang. Sedangkan berdasarkan cerita Bapak yang saya tulis itu ia datang hanya untuk menjemput Ibu Putri,” ujarnya.

“Setelah itu saya langsung menelepon Pak Hendra, dan tidak lama saya dikabari Pak Hendra bahwa kami dipanggil ke Ruang Kadiv Propam terkait dengan CCTV yang saya tonton,” imbuhnya.

Arif mengatakan, saat dipanggil tersebut ia masuk ke ruang Ferdy Sambo bersama terdakwa Hendra dan Chuk Putranto.

“Lalu apa yang disampaikan pada saat saksi masuk ke dalam ruangan tersebut,” tanya jaksa.

“Awalnya Pak Hendra dua kali menyampaikan apa yang saya lihat ke Pak Ferdy, tapi Bapak hanya diam saja,”

“Itu terdakwa Hendra menyampaikannya bagaimana bahasanya,” tanya Jaksa.

“Izin bang tadi pagi si Arif nonton CCTV, saat abang datang ternyata Yosua masih hidup, terus Pak Ferdy diam saja seperti marah. Dua kali Pak Hendra cerita Pak Ferdy diam saja sampai saya diminta Pak Hendra bercerita secara langsung,” jawab Arif.

“Terus bagaimana lagi,” tanya Jaksa.

“Terus saya cerita dan pak Ferdy bilang gak bener itu, kamu percaya saja sama saya. Tapi mukanya merah dan nadanya tidak enak seperti orang yang sedang marah sekali, terus dia bilang kalo sampe bocor berarti itu kalian yang bocorkan,” Imbuhnya.

Arif mengungkapkan, saat itu perasaannya yang merasa tidak enak melihat respon yang diberikan oleh Ferdy Sambo.

“Saat itu perasaan saya langsung kacau dan tidak enak melihat Pak Ferdy yang terlihat sangat merah, sampai dia tanya ada dimana rekaman itu sekarang, saya jawab di laptop Baequni ndan, lalu pak ferdi bilang musnahkan itu,” pungkasnya.

Adapun selain sebagai saksi, Arif Rahman Arifin juga di dakwa bersama bersama Ferdy Sambo, Hendra Kurniawan, , Baiquni Wibowo, Irfan Widyanto dan Chuck Putranto dengan Pasal 49 jo Pasal 33 UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP. *