FORUM KEADILAN – Partai politik (parpol) harus menjadi organisasi intelektual dan bukan tempat penyalur tenaga kerja. Sebab, dalam sejarahnya partai politik diciptakan filsuf.
“Jadi, dalam sejarahnya partai ini dulu pendirinya itu filsuf dan pemikir. Soekarno dengan PNI, Natsir dengan Masyumi, dan Sjahrir dengan partai Sosialis Indonesia,” kata Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah dalam Podcast Kafe Juwe FORUM KEADILAN TV, Kamis, 22/12/2022.
Dalam podcast yang dibawakan Pemimpin Redaksi FORUM KEADILAN Juwendra Asdiansyah ini, Fahri juga mengungkapkan, sebagai organisasi intelektual partai politik tidak boleh pakai perasaan.
“Dalam organisasi intelektual itu, apalagi parpol kita tidak boleh memberikan tempat pada perasaan, harus pakai logika,” jelas dia.
“Berbicara Fahri Hamzah dan Anis Matta era kaitannya dengan PKS, apa kemudian yang membedakan partai Gelora dengan PKS ataupun partai-partai lain, ” tanya Juwendra.
“Partai ini adalah Partai Nasional, berbasis Pancasila, terbuka terhadap umum. Artinya, tidak ada segmentasi pada kelompok apa pun dan mengedepankan ide dan gagasan,” kata Fahri.
Ia pun mengungkapkan harapannya kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar menciptakan sistem yang kompetitif bagi partai.
“Jadi saya itu menantang agar KPU menciptakan sistem yang membuat antara partai ini lebih kompetitif dan menunjukkan perbedaan,” kata mantan Wakil Ketua DPR RI tersebut.
“Bagaimana caranya?” tanya Juwendra.
“Ciptakan forum debat bagi partai politik di tiap-tiap daerah agar keliatan sebetulnya apa ide dan perbedaan yang membedakan antarpartai,” jelas Fahri.
Di akhir Juwendra menanyakan soal impiannya terhadap Partai Gelora. “Jadi sekarang Bang Fahri harapanya untuk Partai Gelora ini apa?”
Fahri menyebut bahwa semua orang yang menciptakan partai tentu ingin melihat Indonesia lebih baik . *
Laporan Ade Fery Anggriawan