FORUM KEADILAN – Jumlah korban tewas akibat tanah longsor di area perkemahan di Batang Kali, Malaysia, kembali bertambah. Sejauh ini, sedikitnya 21 orang dikonfirmasi tewas, termasuk lima anak-anak.
Seperti dilansir AFP dan Associated Press, Sabtu, 17/12/2022, para petugas penyelamat masih terus melanjutkan operasi pencarian di lokasi longsor, dengan sedikitnya 12 orang lainnya dilaporkan masih hilang usai longsor menerjang pada Jumat (16/12) dini hari waktu setempat.
Otoritas setempat melaporkan sekitar 94 orang, sebagian besar tengah tertidur, berada di area perkemahan yang ada di sebuah perkebunan organik di Batang Kali, Selangor, saat tanah longsor terjadi. Longsor tiba-tiba terjadi pada ruas jalanan yang ada di ketinggian 30 meter di atas area perkemahan tersebut.
Timbunan longsor kini menutupi area seluas satu hektare, yang sebelumnya merupakan area perkemahan yang sedang ramai. Kebanyakan korban merupakan para keluarga yang sedang menikmati liburan singkat pada masa libur sekolah pada akhir tahun.
Laporan otoritas setempat menyebut sebanyak 61 orang berhasil ditemukan dalam keadaan selamat atau berhasil diselamatkan petugas. Tiga warga negara Singapura dilaporkan termasuk dalam orang-orang yang berhasil diselamatkan. Sementara tujuh orang lainnya dilarikan ke rumah sakit setempat.
Namun nahas, sedikitnya 21 jenazah korban, termasuk lima anak dan 12 wanita, ditemukan tertimbun longsor. Dua korban tewas di antaranya diyakini sebagai pasangan ibu dan anaknya yang masih balita.
Direktur departemen pemadam kebakaran dan penyelamatan Selangor, Norazam Khamis, menuturkan kepada wartawan bahwa korban ibu dan anak itu ditemukan ‘dalam keadaan berpelukan tertimbun tanah’.
Operasi pencarian dan penyelamatan sempat dihentikan selama beberapa jam pada malam hari karena hujan yang mengguyur dan dilanjutkan pada Sabtu (17/12) pagi waktu setempat untuk mencari 12 korban hilang.
Dengan memakai helm pelindung dan membawa sekop serta peralatan lainnya, para petugas penyelamat menyisir puing-puing dan timbunan tanah sedalam delapan meter. Ekskavator dikerahkan untuk membantu penggalian dan anjing pelacak juga dilibatkan untuk mengendus tanda-tanda kehidupan dan keberadaan mayat.
Otoritas setempat memperkirakan puing dan timbunan tanah sebanyak 450.000 meter kubik — cukup untuk mengisi 180 kolam renang standar Olimpiade — menyelimuti area perkemahan tersebut.
Tanah longsor cukup sering terjadi di Malaysia usai hujan deras mengguyur, yang biasa terjadi pada akhir tahun, dan bisa terjadi setelah cuaca buruk. Namun tidak ada hujan yang mengguyur di area tersebut sebelum atau saat longsor terjadi.
Para pejabat berwenang Malaysia pun belum bisa menentukan penyebab pasti untuk longsor itu, yang terjadi tanpa adanya peringatan. Namun diyakini bahwa longsor bisa saja terjadi akibat pergerakan air bawah tanah saat hujan yang banyak mengguyur pada musim penghujan akhir tahun membuat tanah tidak stabil.
Dalam pernyataannya, otoritas Malaysia juga mengungkapkan bahwa pemilik tanah itu tidak memiliki izin resmi untuk mendirikan area perkemahan. Ditegaskan otoritas Malaysia bahwa pengelola area perkemahan atau pihak lainnya bisa dihukum jika nantinya terbukti melanggar hukum.
Sementara itu, otoritas Malaysia memerintahkan semua area perkemahan di negara itu, terutama yang terletak di dekat sungai, air terjun dan lereng bukit, untuk tutup selama sepekan agar bisa dinilai keamanannya.
Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim mengunjungi lokasi longsor pada Jumat (16/12) tengah malam dan menyatakan bantuan keuangan akan diberikan kepada keluarga korban tewas dan korban luka dalam bencana itu.*