KKB 3 Kali Lancarkan Serangan Selama Desember 2022, 5 Warga Sipil Tewas di Papua

Evakuasi jenazah korban serangan KKB di Papua. (IST)

FORUM KEADILANKelompok kriminal bersenjata (KKB)  sudah tiga kali melancarkan serangan di Papua dalam dua pekan di bulan Desember 2022. Serangan itu menewaskan lima warga sipil.

KKB awalnya membunuh 3 tukang ojek di wilayah Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, Senin, 5/12/2022. Delapan hari kemudian, Selasa,  13/12/2022, KKB juga menembak mati seorang pegawai Bank Papua di Kabupaten Puncak, Papua.

Bacaan Lainnya

Selanjutnya, KKB menyerang iring-iringan polisi di Kepulauan Yapen, Papua pada Rabu, 14/12/2022. Seorang warga sipil yang turut serta dalam rombongan polisi ini tewas tertembak di dada.

Wakasatgas Humas Ops Damai Cartenz AKBP Arif Irawan mengatakan pihaknya tengah menjadikan atensi terhadap rangkaian serangan KKB pada Desember 2022 ini, khususnya wilayah Kepulauan Yapen yang selama ini aman dari ulah KKB.

“Saat ini Damai Cartenz meningkatkan kewaspadaan menjaga kamtibmas. Dimulai daripada lingkungan kecil sampai dengan wilayah besar,” kata Arif, Kamis, 15/12/2022.

“Kita menggunakan kendaraan-kendaraan yang sesuai standar. Rantis (kendaraan taktis), lapis baja,” ujarnya.

KKB Viralkan Serangan

KKB menyebarkan video penyerangan dan pembunuhan di Pegunungan Bintang dan Kepulauan Yapen. Arif mengakui cara KKB tersebut juga jadi atensi pihaknya dan meminta warga tak terprovokasi.

“Masyarakat jangan mudah terprovokasi dengan kata-kata yang beredar di masyarakat, kata-kata atau video yang dilepas oleh orang tidak bertanggung jawab melalui media sosial,” katanya.

Arif kemudian mencontohkan kasus pembakaran 50 kios di Deiyai, Papua Tengah. Menurutnya, insiden itu berawal dari provokasi.

“Deiyai kenapa dengan mudah terjadi pembakaran itu disinyalir masyarakat sana beli baju terus gatal-gatal, ahkirnya disebut kata-kata oh ini kamu meracun. Ributlah pedagang dan pembeli,” kata Arif.

“Pembeli ini asli Papua, didengar lah sama teman-teman lainnya akhirnya merebak. Akhirnya masyarakat terprovokasi. Oh itu tuh, pedagang ini mau meracuni, karena itu tadi merembet,” tuturnya.

Dia menambahkan, tokoh masyarakat dan tokoh adat mesti mengambil peran membantu aparat keamanan untuk mengedukasi masyarakat agar tidak mudah terpancing hasutan.

“Peran serta tokoh masyarakat agar membantu menciptakan situasi lebih kondusif, baik itu ketua adat, tokoh masyarakat membantu aparatur keamanan memberikan pemahaman ke masyarakat,” katanya.*