Sabtu, 25 Oktober 2025
Menu

Gibran Dorong Pesantren Jadi Ahli AI-Cyber Security

Redaksi
Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dalam pidato penutupan Muktamar Persatuan Umat Islam (PUI) ke-15 yang digelar di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Kamis, 15/5/2025. | YouTube Sekretariat Wakil Presiden
Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dalam pidato penutupan Muktamar Persatuan Umat Islam (PUI) ke-15 yang digelar di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Kamis, 15/5/2025. | YouTube Sekretariat Wakil Presiden
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka mendorong pesantren agar semakin terbuka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

Gibran berharap agar generasi santri ke depan tidak hanya fasih dalam ilmu agama, namun juga unggul dalam bidang teknologi strategis seperti artificial intelligence (AI) hingga robotik.

“Kita ingin ke depan lebih banyak lagi santri yang ahli AI, santri yang ahli blockchain, santri yang ahli data analitik, santri yang ahli bioteknologi, robotik, cyber security,” ujar Gibran saat menghadiri Silaturahmi Nasional Alumni Menyongsong 3 Abad Buntet Pesantren Cirebon, Kamis, 23/10/2025, dikutip dari siaran pers.

Menurutnya, penguasaan teknologi oleh santri sejalan dengan visi pemerintah Presiden Prabowo Subianto untuk membangun sumber daya manusia unggul, berdaya saing global, dan tetap berakhlak kuat.

Gibran mengajak para santri di seluruh Indonesia untuk terus meningkatkan kapasitas dan keahlian agar mampu menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks.

Ia menegaskan bahwa santri bukan hanya penjaga nilai moral dan spiritual bangsa, tetapi juga merupakan kekuatan produktif yang akan menentukan arah kemajuan Indonesia di masa depan.

“Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, kita memiliki aset yang sangat penting, yaitu anak-anak muda, para santri. Santri adalah penggerak kemajuan bangsa,” ujar dia.

Ia menyinggung tentang bonus demografi yang akan dialami Indonesia dalam waktu dekat.

Menurutnya, momentum bonus demografi ini harus dimanfaatkan untuk mendorong produktivitas nasional dan mempercepat tercapainya cita-cita Indonesia emas.

“Saat itulah sebagian besar penduduk kita ada di usia produktif. Jadi ini kesempatan kita untuk meningkatkan produktivitas nasional. Peluang untuk menuju Indonesia Emas semakin terbuka lebar,” tuturnya.

Kesempatan, lanjutnya, tidak datang dua kali, sehingga para santri muda harus bekerja keras, berkolaborasi, dan berani berinovasi.

“Untuk itu, kita harus kerja keras, kerja fokus, dan berani melakukan lompatan. Anak-anak muda, santri-santri, harus saling mendukung. Anak-anak muda, santri, harus saling bergandengan tangan,” pungkasnya.*