Rabu, 17 September 2025
Menu

Tolak Pembangunan Geotermal, Masyarakat Poco Leok Tuntut Polisi dan PLN Hentikan Kekerasan

Redaksi
Aksi mahasiswa bakar ban di gedung PLN terkait aspirasi tolak pembangunan geotermal di Poco Leok, Senin, 7/10/2024 | Reynaldi Adi Surya/Forum Keadilan.
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Koalisi Masyarakat Peduli Poco Leok menggelar aksi protes di Mabes Polri dan kantor PLN Pusat di Jakarta, Senin, 7/10/2024. Aksi tersebut bentuk penolakan terhadap pembangunan Geotermal yang menjadi Proyek Strategis Nasional (PGN) di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Demonstrasi yang diinisiasi oleh kelompok mahasiswa ini merupakan buntut dari tindakan represif aparat TNI dan Polri terhadap masyarakat yang menolak pembangunan Geotermal PLN. Akibat penolakan itu, sejumlah warga dilaporkan ditangkap dalam aksi tersebut.

“Kedatangan kami hari ini membawa amarah dan kekecewaan yang luar biasa terhadap institusi Kepolisian Republik Indonesia dan PT PLN atas tindakan kekerasan yang mereka lakukan kepada masyarakat Poco Leok pada 1 dan 2 Oktober 2024 lalu,” ujar Koordinator aksi Kristianus Jaret, di lokasi, Senin, 7/10/2024.

Menurut Kristianus, pematokan lahan tersebut dilakukan dalam rangka pembangunan proyek Geotermal yang ditentang oleh masyarakat Poco Leok. Kata dia, proyek tersebut tidak disetujui oleh masyarakat Poco Leok yang sempat melakukan aksi penolakan secara langsung di hadapan Pemerintah Daerah dan PT PLN.

Kristianus juga menegaskan bahwa aksi penolakan terhadap proyek Geotermal sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Masyarakat Poco Leok berupaya melindungi ruang hidup mereka dari proyek industri ekstraktif tambang panas bumi. Namun, perjuangan panjang tersebut sering kali berujung pada kekerasan fisik dan intimidasi dari aparat keamanan.

“Kekerasan yang dialami oleh masyarakat Poco Leok dan seorang jurnalis jelas tidak dapat dibenarkan. Oleh karena itu, hari ini kami mendatangi Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia dan PLN Pusat,” beber Kristianus.

Diketahui, pada tanggal 2 Oktober 2024, masyarakat Poco Leok melakukan aksi protes saat PLN dan Pemda setempat datang dengan didampingi aparat keamanan. Penolakan keras masyarakat berujung pada tindakan represif dari aparat, di mana beberapa warga mengalami kekerasan fisik hingga harus dirawat di rumah sakit di Ruteng.

Tidak hanya warga yang menjadi korban, seorang jurnalis yang juga pimpinan redaksi media online turut menjadi sasaran intimidasi saat meliput aksi di Golo Meter, Poco Leok. Lokasi tersebut merupakan akses menuju wellpad yang direncanakan dibangun di Lingko Tanggong.*

Laporan Reynaldi Adi Surya