Rabu, 17 September 2025
Menu

Ridwan Kamil Klarifikasi Soal Program ‘Magrib Mengaji’ yang Viral

Redaksi
Calon gubernur Jakarta, Ridwan Kamil, di Kawasan Jakarta Timur, Senin, 7/10/2024 | Novia Suhari/Forum Keadilan.
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Calon gubernur Jakarta nomor urut satu, Ridwan Kamil, memberikan klarifikasi mengenai programnya ‘Magrib Mengaji’. Klarifikasi disampaikan setelah program tersebut menjadi menyita perhatian publik karena dianggap condong pada satu agama.

“Hanya gara-gara menyebut ‘Magrib Mengaji’, seolah-olah ada deklarasi Jakarta hanya untuk satu agama, ada majalah tempo mengutip itu,” katanya kepada wartawan, di Kawasan Jakarta Timur, Senin, 7/10/2024.

Mantan gubernur Jawa Barat itu pun menegaskan bahwa Jakarta merupakan representasi indonesia, yang berlandaskan pancasila. Sehingga setiap pemimpin harus menjunjung tinggi pancasila dan nilai tertinggi kepemimpinan adalah adil, untuk semua golongan.

“Program-program semuanya harus merata ke semua golongan,” tegas pria yang akrab disapa RK itu.

Lebih lanjut, RK menjelaskan pasangan calon Ridwan Kamil-Suswoni alias RIDO merupakan satu-satunya kandidat yang menuliskan pancasila dalam visi misinya. Karena itu, kata dia, RIDO sangat komitmen dengan landasan berfikir pancasila.

Sementara itu terkait program magrib mengaji, RK mengatakan itu adalah program Anies Baswedan. Dia menceritakan, pada saat itu dia blusukan dan mendapatkan aspirasi yang perlu disempurnakan dan dilanjutkan yaitu program magrib mengaji.

“Maka saya sebagai cagub yang sudah komit yang baik-baik dipimpinan sebelumnya akan dilanjutkan, termasuk magrib mengaji,” terangnya.

Kendati demikian, kata RK, untuk mendukung penyebaran program dia akan mengkaji program serupa untuk agama lain juga. Bahkan, Selain program Anies, RK juga menerima aspirasi masyarakat untuk melanjutkan program dari Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang memberangkatkan umroh para marbot masjid di Jakarta.

“Saya bilang ‘mantap’, kita akan laksanakan. Tapi jangan agama Islam saja. Nanti yang petugas gereja ingin ke Vatikan, kita fasilitasi dengan sebuah cara, agama lain ingin ke tempat suci lain kita fasilitasi. Itulah rasa adil kami yang harus dipahami,” tutup RK.*

Laporan Novia Suhari