Senin, 21 Juli 2025
Menu

Polisi Dalami Dugaan Intimidasi-Pungli Pria Berseragam PP di SD Kebumen

Redaksi
Viral sebuah video adu mulut dua warga di Kebumen, Jawa Tengah di media sosial sedang membahas masalah dugaan pungutan liar (pungli) yang terjadi di salah satu SD di Kebumen, Jawa Tengah. | Ist
Viral sebuah video adu mulut dua warga di Kebumen, Jawa Tengah di media sosial sedang membahas masalah dugaan pungutan liar (pungli) yang terjadi di salah satu SD di Kebumen, Jawa Tengah. | Ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Viral sebuah video adu mulut dua warga di Kebumen, Jawa Tengah di media sosial. Terlihat dalam video tersebut, dua warga tersebut sedang membahas masalah dugaan pungutan liar (pungli) yang terjadi di salah satu SD di Kebumen, Jawa Tengah.

Diketahui, polisi ikut turun tangan dikarenakan adanya dugaan kasus intimidasi dan pungli dalam video tersebut.

Dalam narasi video yang viral, dua pria tersebut terlibat cekcok adalah Supono yang merupakan anggota ormas Pemuda Pancasila (PP) Kebumen dan Sugiyono sebagai Ketua DPC Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) Kresna Cakra Nusantara Kabupaten Kebumen.

Cekcok itu terjadi di kediaman orang tua murid yang melaporkan dugaan pungli di SD negeri wilayah di LPKSM. Anak dari orang tua murid yang bersekolah di SDN 1 Jatimulyo yang berada di desa tetangga.

Kasat Reskrim Polres Kebumen AKP La Ode Arwan Syah mengungkapkan bahwa petugas sudah memanggil pihak-pihak terkait untuk dimintai keterangan dan diperiksa.

“Terkait dugaan intimidasi, pengancaman atau pemaksaan seperti yang terlihat dalam video yang telah beredar, bahwa Satreskrim Polres Kebumen melakukan pemanggilan atau klarifikasi dan pemeriksaan terhadap pihak-pihak yang terlibat di dalam video tersebut,” ungkap Kasat Reskrim Polres Kebumen, AKP La Ode Arwan Syah, Rabu, 24/7/2024.

“Yang kedua, terkait laporan dugaan pungli yang dilaporkan oleh LSM yang ada dalam video tersebut, Satreskrim Polres Kebumen khususnya unit tipikor telah menerima laporan dugaan pungli dan melakukan upaya-upaya penyelidikan, pemeriksaan dan permintaan dokumen kepada pihak-pihak yang terkait,” pungkasnya.

Di sisi lain, pihak SDN 1 Jatimulyo melalui Kabid Pendidikan Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kebumen, Martiyono menjelaskan bahwa permasalahan ini sebenarnya telah diselesaikan satu tahun yang lalu.

Pihaknya juga kembali menegaskan bahwa di SDN 1 Jatimulyo tidak ada pungli seperti yang dilaporkan oleh LSM.

“Sebenarnya kalau urusan yang itu sudah satu tahun yang lalu sudah kita selesaikan dari disdik. Karena kegiatan yang terjadi akhir-akhir ini di luar pengetahuan dan di luar konteks yang sebenarnya, kalau yang sebenarnya itu sudah satu tahun yang lalu. Lewat jalur polisi sudah, tim saber pungli kabupaten juga sudah,” terang Murtiyono.

“Sebenarnya itu kasus lama. Sudah (diperiksa) makanya sudah selesai tapi terus muncul itu, maka kami atas nama dinas nggak mau komentar lebih. Ya, memang tidak ada pungli di SDN 1 Jatimulyo, saya tahu persis dan saya mendampingi sejak awal,” lanjutnya.

Diketahui sebelumnya, diberitakan viral video Supeno yang berseragam ormas PP, berbicara keras dan meminta agar pihak wali murid yang didampingi Sugiyono untuk mencabut laporan terkait dugaan pungli yang terjadi di SDN 1 Jatimulyo. Pihak wali murid yang didampingi LSM itu juga sebelumnya mengaku keberatan dengan adanya pungli di sekolahan sehingga melaporkannya ke Polres Kebumen.

Dalam video tersebut, Supeno bersama dengan beberapa temannya yang sama-sama mengenakan seragam Pemuda Pancasila. Supeno pun mengakui bahwa pria yang ada di video viral tersebut benar dirinya.

“Ya, saya yang pakai seragam PP itu,” kata Supeno, Rabu, 24/7/2024.

Aksi cekcok itu terjadi karena adanya tudingan dari salah satu wali kelas yang menuding sebuah SD di Desa Jatimulyo melakukan pungli. Wali murid tersebut akhirnya mengadu kepada polisi dengan didampingi Sugiyono.

Menurutnya, ia kemudian dimintai tolong oleh Kepala Desa Jatimulyo untuk menyelesaikan masalah tersebut. Karena Wali murid tersebut.

“Pungli enggak ada, tak (saya) jamin enggak ada pungli. Sekolah di mana saja yang namanya infak oleh komite dan wali murid, kepala desa itu sudah disetujui semua. Dana BOS juga enggak semuanya boleh untuk pengembangan,” tuturnya.*