Demokrat Tepis Megawati soal Rebutan Menteri: Kami Serahkan Sepenuhnya ke Prabowo

FORUM KEADILAN – Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung perebutan kursi menteri di Rakernas V PDIP. Partai Demokrat menepis pernyataan tersebut.
Ketua DPP Demokrat Herman Khaeron menegaskan, tidak ada rebutan jabatan menteri dalam koalisi Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Herman mengatakan bahwa Partai Demokrat menyerahkan sepenuhnya keputusan mengenai porsi menteri kepada Prabowo.
“Tidak ada rebutan jabatan menteri, seperti Partai Demokrat menyerahkan sepenuhnya kepada presiden sebagai pemilik hak prerogatif,” kata Herman kepada wartawan, Sabtu, 25/5/2024.
Menurut Herman, Prabowo sedang fokus menyusun portofolio kementerian yang efektif, sehingga bisa menjalankan program untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Kami yakin bahwa Pak Prabowo juga sedang fokus menyusun portofolio kementerian yang efektif ke depan, agar bisa menjalankan program dan sukses membangun negeri serta berdampak pada peningkatan kesejahteraan bagi rakyat,” ujarnya.
Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri menyinggung perebutan kursi menteri dalam Rakernas ke-V PDIP yang digelar di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta Utara, Jumat, 24/5.
“Sembilan tahun telah dilalui dengan berbagai dinamika politik, begitu banyak tarik menarik kepentingan terjadi, bahkan jabatan menteri pun, yang ibu dengar nih, sekarang ini sudah mulai woah, pada rebutan deh,” ujar Megawati dalam pidatonya di Rakernas PDIP.
Megawati mengatakan, saat menghadapi krisis dari segala bidang, dirinya justru lebih memilih merampingkan jumlah menteri di kabinet. Hal itu diambil sebagai bentuk profesionalitas.
“Ketika menghadapi krisis multidimensi, saya lebih memilih membentuk kabinet yang ramping dengan jumlah menteri 33. Tapi bersifat apa, zaken kabinet. Kabinetnya yang profesional,” ungkapnya.
Menurut Megawati, merampingkan kabinet saat itu mampu mengatasi krisis yang terjadi. Ia kemudian menyinggung utang Indonesia yang kian bertambah, dan mempertanyakan cara membayarnya.
“Pertanyaan saya, ayo mikir, utang kita ini gimana cara mbayar e? Ayo mikir, mikir loh, jangan enak-enakan tidur loh,” tandasnya.*