Rabu, 02 Juli 2025
Menu

Meminimalisir Politik Uang, Kaesang Ingin Pemilu 2029 Proporsional Tertutup

Redaksi
Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep usai menghadiri halal bihalal oleh Rumah Juang Relawan Jokowi (RJ2) di Kemang Selatan, Jakarta, Jumat, 19/4/2024.
Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep usai menghadiri halal bihalal oleh Rumah Juang Relawan Jokowi (RJ2) di Kemang Selatan, Jakarta, Jumat, 19/4/2024 | M. Hafid/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep menginginkan agar Pemilihan Umum (Pemilu) 2029 menggunakan sistem proporsional tertutup.

Menurut Kaesang, sistem proporsional tertutup dapat meminimalisir terjadinya politik uang dalam pelaksanaan pemilu maupun pilkada di Indonesia.

Pertanyaan Kaesang itu untuk menjawab pertanyaan soal mahalnya ongkos politik yang harus dikeluarkan oleh para calon, baik di DPR, DPRD, pilgub, maupun pilbub.

“Nah ini yang salah satunya adalah yang saya tekankan kepada teman-teman PSI tidak usah mengikuti hal seperti itu (bagi-bagi amplop),” kata Kaesang saat menghadiri acara halal bihalal oleh Rumah Juang Relawan Jokowi (RJ2) di Kemang Selatan, Jakarta Selatan, Jumat, 19/4/2024.

Memang, kata Kaesang, kalau tidak menggunakan politik uang akan bernasib sama dengan PSI yang tidak lolos ke Senayan. Meski begitu, lanjut dia, ada kebahagiaan tersendiri sekalipun tidak lolos.

Sebab, lanjut Kaesang, perolehan PSI tersebut dihasilkan tanpa menggunakan praktik politik uang dan memberikan iming-imingi uang kepada masyarakat.

“Iya mungkin kayak kita lagi, nggak masuk ke Senayan, tapi balik lagi ketika bisa melakukan itu tanpa sistem amplop atau apa pun itu dapat 2,8 persen tuh hatinya tuh senang, mungkin memang nggak menang, nggak masuk Senayan, tapi perjuangan yang kita lakukan itu ketika tembus 1,8 (perolehan suara PSI pada pemilu 2024) itu kita bisa naik tanpa iming-iming ke masyarakat amplop atau apa pun itu,” ujarnya.

Bagi putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu, maraknya praktik politik uang karena faktor pendidikan yang dianggap kurang memadai, sehingga menurut dia, harus ada perbaikan ke depannya.

“Kalau PSI dikasih amanat mungkin pendidikan harus mulai digaungkan supaya money politic sudah bisa dihilangkan, jadi orang memilih bukan karena amplop berisi besar tapi karena suka,” tuturnya.

Selain pendidikan, Kaesang juga mengusulkan agar pemilu maupun pilkada di Indonesia dilaksanakan menggunakan sistem proporsional tertutup, di mana rakyat tidak memilih calon secara langsung melainkan hanya mencoblos partainya.

“Salah satu yang bisa disarankan adalah pemilu tertutup, pemilu tertutup yang di mana cuma partai yang kelihatan tapi calegnya nggak keliatan. Jadi, kami dari partai yang menentukan gitu, karena supaya amplopnya nggak lebih kenceng lah. Tetap akan ada, tapi setidaknya akan mengurangi,” kata Kaesang.

“Kalau sistem yang digunakan kayak kemarin 2024 (caleg bisa dipilih langsung), 2029 saya rasa amplopnya akan lebih tebal lagi, karena kan inflasi semua itu,” lanjutnya.

Kaesang mengungkapkan, jika pemilu 2029 masih menggunakan sistem proporsional terbuka, maka politik uang akan semakin marak dilakukan.

“Selalu saya sarankan untuk ke depannya semoga bisa itu pemilu tertutup, yang menentukan dari partai, jadi orang cuma bisa coblosnya coblos partai saja, nggak bisa coblos orangnya (calegnya),” pungkasnya.*

Laporan M. Hafid