Pengamat Nilai Lagu “Republik Fufufafa” Slank Bagian dari Kritik Sosial yang Wajar
FORUM KEADILAN – Peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Lili Romli menilai, viralnya lagu ‘Republik Fufufafa’ yang dibawakan oleh band legendaris Slank sebagai bentuk kritik sosial yang wajar dan bukan hal baru dalam perjalanan musik band tersebut.
Lili menilai, Slank memang dikenal sebagai band dengan basis penggemar yang besar, sehingga setiap karya yang mereka ciptakan berpotensi mendapat perhatian luas dari publik. Ia membandingkan fenomena tersebut dengan musisi lain seperti Iwan Fals maupun Dewa 19, yang kerap mendapat respons besar dari masyarakat setiap kali merilis lagu.
“Slank itu band yang terkenal, punya banyak fans. Sama seperti Iwan Fals dulu dengan lagu Galang Rambu Anarki. Jadi wajar kalau lagu yang mereka ciptakan langsung direspons publik,” katanya kepada Forum Keadilan, Rabu, 31/12/2025.
Selain faktor popularitas, Lili menekankan Slank secara konsisten menghadirkan lagu-lagu yang sarat dengan kritik sosial. Menurutnya, lagu ‘Republik Fufufafa’ tidak keluar dari pakem tersebut dan justru menjadi kelanjutan dari karakter musik Slank selama ini.
Ia menambahkan, isu Fufufafa sendiri sudah lama beredar di ruang publik dan sebelumnya juga pernah disinggung oleh sejumlah tokoh, salah satunya Pakar Telematika Roy Suryo. Oleh karena itu, ketika isu tersebut diangkat ke dalam bentuk lagu, Lili menilai, viralnya lagu tersebut sebagai sesuatu yang tidak bisa dihindari.
Lili menegaskan, kritik sosial yang disampaikan melalui seni, termasuk musik, seharusnya disikapi secara positif oleh pemerintah. Menurutnya, kritik semacam itu merupakan bagian dari dinamika demokrasi dan kepedulian masyarakat.
“Bentuk kritik sosial itu seharusnya direspons positif oleh pemerintah, apalagi disampaikan lewat seni dan lagu,” katanya.
Menanggapi narasi yang mengaitkan lagu tersebut dengan kedekatan Slank dan PDI Perjuangan, terutama karena saat ini partai tersebut berada di luar koalisi pemerintahan, Lili menyebut anggapan tersebut sah-sah saja.
“Publik bebas mengaitkan seperti itu. Memang Slank dikenal sebagai simpatisan PDIP dan dulu juga mendukung Jokowi. Tapi Slank itu bukan kader partai, mereka independen,” ujarnya.
Terkait dampak politik lagu ‘Republik Fufufafa’, Lili menilai, kritik sosial melalui lagu bertujuan untuk mengingatkan pemerintah agar lebih baik dalam menjalankan kebijakan.
“Kritik sosial itu bukan untuk merusak atau menciptakan instabilitas, tapi sebagai bentuk kepedulian agar pemerintah lebih baik,” pungkasnya.*
Laporan oleh: Novia Suhari
