Rabu, 24 Desember 2025
Menu

Rais A’am Tak Respons Ajakan Islah Gus Yahya

Redaksi
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf bersama dengan jajarannya, di Kantor Pusat PBNU, Jakarta, Rabu, 24/12/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf bersama dengan jajarannya, di Kantor Pusat PBNU, Jakarta, Rabu, 24/12/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan hasil Musyawarah Kubro yang digelar bersama para sesepuh dan Mustasyar NU di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

Yahya menjelaskan, musyawarah tersebut berlangsung pada Minggu, 21/12/2025 dan dihadiri juga oleh perwakilan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dari seluruh Indonesia, serta para pengasuh pondok pesantren.

Dari hasil musyawarah, Yahya menyatakan kesiapannya untuk mengupayakan Islah atau rekonsiliasi sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tersebut. Oleh sebab itu, sebagai langkah awal, ia mengaku telah menghubungi Rais A’am PBNU KH Miftachul Akhyar untuk memohon waktu bertemu.

“Pada hari Ahad siang itu juga saya mengirim pesan melalui WhatsApp kepada Rais Aam untuk memohon waktu menghadap. Kemudian pada Senin pagi saya mengirimkan surat resmi berstempel PBNU,” katanya, di Kantor Pusat PBNU, Jakarta, Rabu, 24/12.

Pada Musyawarah Kubro, disepakati Islah harus dilaksanakan paling lambat dalam waktu tiga hari atau 3 x 24 jam sejak Ahad pukul 12.00 WIB. Namun hingga batas waktu tersebut terlewati, Yahya mengaku belum menerima respons dari Rais Aam hingga saat ini.

“Sampai saat ini saya belum mendapatkan tanggapan atau jawaban atas permohonan saya untuk bertemu dengan Rais Aam,” katanya.

Meski begitu, Yahya menegaskan dirinya tidak berputus asa dan akan terus mengupayakan komunikasi. Apalagi menurutnya, Islah merupakan satu-satunya jalan keluar yang maslahat untuk menyelesaikan persoalan yang tengah dihadapi PBNU.

Sebagai langkah lanjutan, ia menyatakan akan segera berkomunikasi dan berkoordinasi dengan seluruh PWNU dan PCNU di Indonesia serta akan melibatkan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) yang tersebar di berbagai negara.

“Kita akan berembuk bersama PWNU, PCNU, termasuk PCINU di seluruh dunia, untuk menentukan langkah-langkah yang akan kita tempuh bersama dalam menyelesaikan permasalahan ini,” pungkasnya.*

 

Laporan oleh: Novia Suhari