Jumat, 14 November 2025
Menu

Purbaya Terkait Utang Whoosh: Kalau Saya Mending Enggak Bayar

Redaksi
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers APBN KiTA di Jakarta pada Senin, 22/9/2025. | Dok Kemenkeu RI
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers APBN KiTA di Jakarta pada Senin, 22/9/2025. | Dok Kemenkeu RI
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, mengungkapkan bahwa dirinya secara pribadi tidak ingin melibatkan APBN sebagai bagian dari solusi untuk menanggung masalh utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.

Walaupun demikian, Purbaya mengaku bahwa pemimpin tertingginya yakni Presiden Prabowo Subianto sudah memastikan pemerintah akan menuntaskan masalah utang proyek tersebut.

“Kalau saya mending enggak bayar. Tapi itu kan ada kebijakan pemimpin di atas ya, tapi ini belum putus,” ujar Purbaya di kantornya, Jakarta, Jumat, 14/11/2025.

Purbaya mengatakan bahwa opsi yang tengah dipertimbangkan saat ini adalah pemerintah ikut menanggung beban pembayaran tersebut sebatas untuk proyek infrastrukturnya, seperti rel, bukan sampai ke urusan rolling stock atau kereta dan stasiun.

Walaupun demikian, Purbaya pun menegaskan bahwa opsi ini belum sampai pada tahap keputusan, dan dirinya masih berkomitmen jangan sampai keuangan negara ikut bermasalah.

“Rolling stoknya bukan kita yang nanggung, tapi kita belum sampai kesimpulan detailnya seperti apa. Jangan sampai saya rugi-rugi amat tapi kita lihat yang terbaik buat keuangan negara,” tegasnya.

Diketahui sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa dirinya akan bertanggung jawab atas polemik kereta cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) yang kini masih ramai diperbincangkan.

Prabowo mengaku bahwa dirinya sudah mempelajari apa sebenarnya permasalahan yang terjadi.

“Kemudian tak usah khawatir apa itu rebut-ribut Whoosh. Saya sudah pelajari masalahnya. Tidak ada masalah, saya tanggung jawab nanti Whoosh itu semuanya,” ungkap Prabowo dalam peresmian Stasiun Tanah Abang Baru, Jakarta Pusat, Selasa, 4/11/2025.

Ia menuturkan bahwa pemerintah tidak menghitung untung dan rugi layanan publik. Katanya, hal seperti ini juga berlaku di seluruh dunia.

“Kita hitung, nggak ada masalah itu. PT KAI nggak usah khawatir. Semuanya nggak usah khawatir, kita layani rakyat kita,” tutur Prabowo.

Katanya, semua sarana haruslah dimanfaatkan demi melayani publik. Ia kembali menegaskan bahwa sebagai Presiden, dirinya akan bertanggung jawab.

“Di ujungnya tanggung jawab Presiden Republik Indonesia, jadi saya sekarang tanggung jawab Whoosh,” ujar Prabowo.

Diketahui, utang Whoosh belakangan ini menjadi polemik. Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan tidak akan memakai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membayar utang proyek kereta cepat tersebut. Purbaya meminta agar Danantara menangani utang tersebut.

Di sisi lain, Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria menegaskan bahwa perwakilan Pemerintah Indonesia akan segera ke Cina untuk melakukan negosiasi utang Whoosh.

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh dikelola PT KCIC (Kereta Cepat Indonesia China). Sebanyak 75 persen pendanaan proyek ini berasal dari dana pinjaman China Development Bank (CDB). Sisa 25 persen lainnya dari ekuitas/dana sendiri pihak konsorsium.

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan Prabowo sudah mengeluarkan perintah khusus ke Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa dan juga Danantara terkait utang Whoosh. Ia berkata, perintah diberikan Prabowo pada rapat terbatas dengan tim ekonomi.

Prasetyo mengatakan, Prabowo meminta agar Purbaya dkk mencari data dan melihat berbagai opsi untuk menyelesaikan utang kereta cepat, tanpa gejolak ke perekonomian.*