Sri Radjasa Kritik Seruan Perayaan HUT GAM di Tengah Aceh Dilanda Bencana
FORUM KEADILAN – Pengamat intelijen Kolonel Purn Sri Radjasa Chandra menyoroti seruan sebagian pihak untuk merayakan HUT Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 4 Desember yang lalu.
Menurut mantan perwira intelijen TNI AD yang lama bertugas di Aceh, momentum ini seharusnya dimanfaatkan untuk refleksi, bukan perayaan.
“Peringatan milad GAM pada 4 Desember 2025, saat bencana alam terjadi, hendaknya dijadikan momentum introspeksi dalam menata kembali kehidupan rakyat Aceh yang lebih mengedepankan kepedulian terhadap keseimbangan ekosistem,” katanya.
Sri Radjasa juga menilai, seruan pengibaran bendera GAM di tengah penderitaan warga sebagai tindakan yang tidak mengutamakan kemanusiaan.
“Seruan pengibaran bendera GAM di tengah penderitaan rakyat Aceh akibat bencana alam tentu menjadi tidak bijak, mengingat saat ini rakyat Aceh jauh lebih membutuhkan sandang dan pangan,” jelasnya.
Sejumlah eks kombatan GAM juga turut menyerukan hal yang sama. Mereka menekankan agar para pendukung menahan diri dan membantu TNI–Polri serta pemerintah dalam menjaga keamanan dan mempercepat penanganan bencana.
Mereka juga menekankan bahwa kepedulian terhadap sesama jauh lebih penting dibandingkan aktivitas simbolik yang berpotensi memicu ketegangan.
Peringatan HUT GAM dinilai akan lebih bermakna apabila menjadi ajang memperkuat solidaritas dan kepedulian terhadap masyarakat Aceh.
Menghormati perjuangan pendiri GAM tidak harus dalam bentuk seremoni, tetapi bisa melalui tindakan nyata yang membantu pemulihan daerah.
Menempatkan keselamatan dan penanganan bencana sebagai prioritas utama dapat menjadi bukti bahwa Aceh adalah ‘Negeri Keselamatan’ wilayah yang dijaga oleh persatuan, kepedulian, dan kekuatan bersama menghadapi krisis.*
