Gus Yahya Ngaku Tak Ada Kubu di Kisruh PBNU
FORUM KEADILAN – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan bahwa dirinya tidak melihat dinamika yang terjadi di internal PBNU sebagai pertentangan antar kubu usai penunjukan Zulfa Mustofa sebagai Plt Ketua Umum PBNU yang dilakukan di Hotel Sultan, Jakarta.
“Pertama, kami tidak menyikapi masalah ini sebagai kubu mengkubu,” katanya, di Kantor PBNU, Jakarta, Kamis, 11/12/2025.
Ia menegaskan bahwa secara pribadi dirinya sangat menghindari narasi adanya pembelahan atau kelompok-kelompok di tubuh PBNU.
“Kami menghindari persepsi sebagai kubu. Tidak. Kami hanya ingin mempertahankan integritas tatanan organisasi,” ujarnya.
Gus Yahya kembali menegaskan bahwa landasan utama PBNU dalam menyikapi situasi saat ini adalah aturan organisasi. Ia mengingatkan bahwa rapat harian Syuriyah pada 20 November di Hotel Aston telah membuat keputusan yang berada di luar kewenangannya.
“Rapat itu membuat keputusan yang bukan wewenangnya. Karena itu, keputusan tersebut tidak sah karena dibuat oleh institusi yang tidak memiliki kewenangan,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan, pertemuan di Hotel Sultan yang berlangsung baru-baru ini disebut sebagai tindak lanjut dari rapat di Aston. Namun, menurutnya, jika dasar keputusan awal saja tidak sah, maka seluruh proses yang tindaklanjut dari keputusan tersebut otomatis tidak dapat diterima.
“Kalau dari pangkalnya ini tidak diterima, ya seterusnya yang didasarkan pada pangkal itu tidak bisa diterima,” katanya.
Ia menegaskan bahwa sikap PBNU bukan didasari sentimen kelompok, tetapi semata-mata berpegang pada tata aturan organisasi.
“Kita hanya memandang menurut aturan. Ya karena tidak diterima, tidak akan ada,” tutupnya.*
Laporan oleh: Novia Suhari
