Sabtu, 06 Desember 2025
Menu

Penguatan Armada Kapal Selam dan Sispuskodal, Era Baru Kendali Strategis Laut Indonesia

Redaksi
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali dalam Peresmian Sistem Pusat Komando dan Pengendalian (Sispuskodal) Kapal Selam di Surabaya, Kamis, 4/12/2025 | Dok. Dispenal
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali dalam Peresmian Sistem Pusat Komando dan Pengendalian (Sispuskodal) Kapal Selam di Surabaya, Kamis, 4/12/2025 | Dok. Dispenal
Bagikan:

Selamat Ginting

 

Pengamat Politik dan Militer Universitas Nasional (UNAS)


FORUM KEADILAN – Peresmian Sistem Pusat Komando dan Pengendalian (Sispuskodal) Kapal Selam oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali di Surabaya, pada Kamis, 4/12/2025 menandai babak baru modernisasi kemampuan bawah laut Indonesia. Wakil KSAL Laksamana Madya Erwin S Aldedharma, dan Panglima Koarmada RI Laksamana Madya Denih Hendrata menjadi saksi peresmian tersebut.

Indonesia selama ini dikenal memiliki wilayah laut yang luas, meliputi lebih dari 3,2 juta km² perairan dan dipenuhi alur laut strategis. Namun secara historis, kemampuan armada kapal selam Indonesia masih berjalan jauh di belakang kebutuhan strategis.

Dengan hadirnya fasilitas kendali terpadu ini, TNI AL memasuki fase peningkatan situational awareness maritim yang lebih matang, terutama di domain bawah permukaan yang cenderung sulit dipantau dan sangat krusial bagi pertahanan negara.

Pentingnya Kapal Selam Bagi Indonesia

Setidaknya ada dua hal mengapa kapal selam begitu penting bagi Indonesia:

Pertama: Geopolitik Nusantara Menuntut Kehadiran Bawah Laut.

Indonesia terletak di persimpangan jalur laut dunia seperti Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, ALKI II, dan ALKI III. Jalur-jalur ini dilewati ribuan kapal setiap hari, termasuk kapal negara besar yang membawa kepentingan strategis.

Sehingga kapal selam menjadi platform ideal untuk: deteksi dini ancaman; pengawasan alur laut internasional secara diam-diam; pengendalian wilayah perairan strategis; termasuk mencegah konflik melalui kehadiran yang tidak terlihat (invisible deterrence).

Dengan kemampuan menyusup tanpa terdeteksi, kapal selam memberi Indonesia kelebihan strategis dalam menjaga kedaulatan tanpa harus memicu eskalasi terbuka.

Kedua: Tantangan Aktual di Laut dari Pencurian Ikan, Spionase, hingga Klaim Unilateral.

Indonesia menghadapi beragam ancaman, seperti: pencurian ikan oleh kapal asing; aktivitas kapal riset asing tanpa izin; pergerakan kapal selam negara lain di sekitar Natuna, Laut Sulawesi, dan Samudra Hindia; ketegangan geopolitik akibat persaingan kekuatan besar.

Oleh karena itulah kapal selam Indonesia, bila didukung sistem kendali yang kuat, menjadi alat strategis untuk menghadapi berbagai ancaman ini secara tenang namun efektif.

Sispuskodal Kapal Selam, Lompatan Teknologi Pengendalian

Peresmian Sispuskodal Kapal Selam tidak sekadar menghadirkan gedung baru, melainkan memperkuat command and control, otak operasional yang menentukan keberhasilan operasi kapal selam.

Ada empat fungsi strategis Sispuskodal, yakni:

Pertama: Pemantauan real-time.

Komando Operasi Kapal Selam (Koopskasel) kini mampu memonitor pergerakan kapal selam secara terus-menerus. Data sensor dari kapal selam bisa terintegrasi dengan pusat kendali.

Kedua: Pengambilan keputusan cepat.

Ancaman di laut tidak menunggu koordinasi panjang. Sispuskodal memungkinkan respons hitung-menit—bukan hitung-jam.

Ketiga: Integrasi sistem pertahanan maritim.

Kapal selam terhubung dengan radar pantai, drone maritim, kapal permukaan, dan satelit.

Keempat: Keamanan informasi yang lebih kuat.

Operasi kapal selam menuntut kerahasiaan absolut. Fasilitas server dan ruang radio modern meningkatkan cyber resilience dan enkripsi data.

KSAL menegaskan bahwa Sispuskodal adalah “langkah strategis TNI AL dalam memperkuat kemampuan kendali operasi keamanan maritim secara terpadu”. Pernyataan ini menunjukkan bahwa TNI AL kini bergerak menuju standar operasi bahari modern seperti negara maritim besar.

Dimensi Sumber Daya Manusia: Sekolah Kapal Selam dan Era Baru Hiu Kencana

Ciri penting dari peresmian fasilitas ini adalah peninjauan KSAL terhadap mart class sekolah kapal selam. Hal ini sangat penting, karena kapal selam adalah platform paling kompleks dalam dunia militer.

Dibutuhkan pelatihan panjang, disiplin tinggi, serta kemampuan teknis tingkat lanjut. Untuk itu militer Indonesia membutuhkan generasi baru “Hiu Kencana” yang mampu bekerja dalam lingkungan senyap, tidak terlihat, dan berisiko tinggi. Laksamana Muhammad Ali paham betul tentang hal itu, karena ia adalah perwira tinggi pelaut dengan spesialisasi kapal selam.

Modernisasi alutsista tanpa modernisasi SDM tidak akan bermakna. Kehadiran kelas pendidikan baru ini menunjukkan bahwa TNI AL melengkapi pembangunan hardware dan software secara bersamaan.

Ada pun lima poin implikasi strategis kehadiran kapal selam bagi kedaulatan Indonesia, sebagai berikut:

Pertama: Meningkatkan Daya Tawar Diplomasi.

Kapal selam adalah bagian dari diplomasi diam Indonesia. Negara dengan kekuatan bawah laut yang efektif cenderung: lebih diperhitungkan; lebih disegani secara regional; dan lebih sulit ditekan oleh kekuatan besar.

Di kawasan Indo-Pasifik yang dipenuhi ketegangan geopolitik, Indonesia membutuhkan kehadiran strategis kapal selam yang kredibel.

Kedua: Menjaga Stabilitas Kawasan.

Peningkatan kemampuan bawah laut memberi kontribusi terhadap stabilitas regional melalui: pencegahan infiltrasi kapal asing;

pengawasan aktivitas militer negara lain; dan deteksi awal potensi ancaman lintas batas.

Ketiga: Penguatan Postur Minimum Esensial (MEF).

Modernisasi ini sejalan dengan capaian MEF tahap III yang memprioritaskan: alutsista strategis; integrasi sistem senjata; dan kemampuan network-centric warfare.

Keempat: Efektivitas Pengamanan SDA (sumber daya alam) dan Jalur Perdagangan.

Kapal selam mampu memberikan informasi intelijen maritim yang tidak bisa disediakan pesawat atau kapal permukaan. Ini sangat penting bagi: EBT (energi baru terbarukan) dan migas lepas pantai; jalur logistik; dan perlindungan investasi strategis.

Tantangan

Meskipun peresmian Sispuskodal merupakan lompatan besar, Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan:

Pertama: Jumlah kapal selam masih terbatas.

Dengan luas laut Indonesia, idealnya dibutuhkan 10–12 kapal selam. Saat ini, jumlahnya masih jauh di bawah kebutuhan strategis.

Kedua: Ketergantungan teknologi luar negeri.

Indonesia perlu memperkuat kemampuan: local content industri pertahanan, rekayasa ulang (reverse engineering); kemandirian sistem sensor dan komunikasi bawah laut.

Ketiga: Anggaran pertahanan.

Postur pertahanan bawah laut adalah salah satu yang paling mahal. Keberlanjutan anggaran sangat menentukan.

Penutup

Peresmian Sispuskodal Kapal Selam di Surabaya menandai langkah maju yang signifikan bagi kekuatan maritim Indonesia. Ini bukan sekadar pembangunan infrastruktur, tetapi investasi strategis jangka panjang untuk memperkuat kendali operasi, meningkatkan kesiapan kapal selam, mempercepat pengambilan keputusan, meningkatkan daya tangkal, dan memperkokoh kedaulatan negara di laut.

Di tengah dinamika Indo-Pasifik yang semakin kompleks, langkah TNI AL ini adalah sinyal jelas bahwa Indonesia serius menyiapkan diri sebagai kekuatan maritim yang berdaulat dan disegani. Dengan fondasi sistem komando modern dan SDM kapal selam yang semakin profesional, Indonesia memasuki fase baru pertahanan laut yang lebih senyap, lebih cerdas, dan lebih strategis.

Jalesveva Jayamahe.*