Basarnas Kerahkan Anjing Pelacak Cari Korban Bencana Sumatra-Aceh
FORUM KEADILAN – Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii, mengungkapkan bahwa operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) untuk korban bencana di Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh terus diperkuat melalui berbagai unsur dan teknologi, termasuk penggunaan anjing pelacak atau K9.
Syafii menjelaskan bahwa peningkatan penggunaan K9 dilakukan karena kondisi medan pencarian sangat sulit akibat tumpukan lumpur tebal yang bercampur kayu dan mulai mengeras.
“Karena sudah mulai terbuka, kita menggunakan K9 untuk membantu. Kondisi korban khususnya akibat banjir lumpur mengalami kesulitan tersendiri. Lumpur tebal bercampur kayu dan mulai mengering, sehingga kita membutuhkan K9,” kata Mohammad Syafii, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 2/12/2025.
Selain kekuatan darat dari Tim SAR Gabungan bersama TNI-Polri, Basarnas juga memaksimalkan jalur logistik laut dengan mengerahkan kapal-kapal milik kantor SAR. Kekuatan udara turut dilibatkan melalui pesawat SAR dari Tanjung Pinang, Jakarta/Bogor, dan Surabaya.
Menanggapi laporan adanya wilayah yang terisolasi, Syafii menegaskan bahwa hal itu bukan karena tim tidak masuk ke daerah tersebut, melainkan karena ketiadaan sarana komunikasi dari wilayah itu.
“Daerah terisolasi itu tidak memiliki sarana perhubungan untuk menginformasikan, sehingga Tim SAR Gabungan belum masuk dan ada penambahan jumlah korban yang harus kita cari,” jelasnya.
Namun demikian, Syafii menyatakan bahwa bagi Basarnas tidak ada wilayah yang benar-benar terisolasi, sebab pencarian dapat dilakukan melalui udara maupun laut meski jalur darat terputus.
“Yang terputus biasanya transportasi darat. Ketika sarana darat tidak masuk, listrik padam, dan jaringan komunikasi terputus, itulah yang disebut terisolasi,” pungkasnya.*
Laporan oleh: Novia Suhari
