Senin, 01 Desember 2025
Menu

Basarnas Sebut Kayu Gelondongan Tidak Hambat Operasi Pencarian Korban Bencana Sumatra

Redaksi
Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 1/12/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 1/12/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii menegaskan bahwa keberadaan kayu gelondongan yang ikut tersapu dalam bencana banjir dan longsor di wilayah Sumatra tidak menghambat proses operasi pencarian dan pertolongan (SAR). Menurutnya, fokus utama tim saat ini adalah menemukan posisi korban yang kemungkinan terseret arus bercampur material lumpur.

“Kalau hubungannya dengan kita melaksanakan operasi SAR, saya rasa tidak ada hubungannya. Yang mungkin terjadi adalah korban terseret ke area yang tidak berada dalam satu aliran sungai karena bercampur dengan material longsoran,” katanya, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 1/12/2025.

Ia menjelaskan bahwa tantangan terbesar dalam pencarian justru berasal dari kondisi lumpur yang menebal dan mulai mengering, sehingga menyulitkan proses evakuasi.

“Pada saat korban tertimbun lumpur, di situ membutuhkan usaha ekstra. Karena itu, kita mengerahkan bantuan dari kantor SAR terdekat dan potensi SAR yang ada di wilayah. Kita juga sudah mulai menggunakan K-9 untuk membantu pencarian,” ujarnya.

Terkait batas waktu pencarian, Syafii juga menegaskan biasanya operasi SAR dalam kondisi normal berlangsung selama tujuh hari dan akan dievaluasi sesuai perkembangan. Namun, ia menekankan bahwa durasi tersebut bukan berarti operasi dihentikan setelah tujuh hari.

“Operasi akan dilanjutkan selama situasi memungkinkan. Operasi hanya akan dihentikan ketika diyakinkan bahwa penemuan korban sudah tidak memungkinkan lagi,” tegasnya.

Sementara itu, untuk memperkuat pencarian, Basarnas telah mengerahkan sejumlah armada dan personel tambahan dari berbagai wilayah. Kapal-kapal SAR dikerahkan dari Tanjung Pinang, Pontianak, Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, dan Semarang.

Bahkan, kapal SAR dari Batam serta Kapal Ganesha dari Jakarta juga dipersiapkan untuk memperkuat operasi sekaligus membawa logistik.

“Rencananya besok pagi kapal tersebut berangkat membawa logistik bantuan yang belum terkirim, termasuk penambahan personel dan peralatan SAR perorangan,” tutupnya.*

Laporan oleh: Novia Suhari