Jumat, 28 November 2025
Menu

INKAI dan JTKA, Sinergi Global dalam Semangat Budo dan Persatuan Karate Tradisional

Redaksi
Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) resmi jalin kerja sama dengan Japan Traditional Karate-Do Association (JTKA) | Ist
Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) resmi jalin kerja sama dengan Japan Traditional Karate-Do Association (JTKA) | Ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Dalam beberapa tahun terakhir, Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) menunjukkan langkah strategis dan visioner dengan memperluas kerja sama internasionalnya. Salah satu tonggak penting adalah terjalinnya kemitraan dengan Japan Traditional Karate-Do Association (JTKA) yang berada di bawah arahan Masahiko Tanaka Sensei, murid utama mendiang Nakayama Masatoshi Sensei—sosok legendaris yang membentuk fondasi karate modern melalui Japan Karate Association (JKA) dan Hoitsugan Dojo di Tokyo.

Namun, yang menarik dari kesepakatan antara INKAI dan JTKA adalah adanya klausul kebebasan untuk bekerja sama dengan afiliasi manapun. Keputusan ini bukan sekadar langkah administratif, tetapi merupakan manifestasi dari semangat karate-do yang sejati—yakni jalan menuju penyempurnaan diri, bukan sekadar keterikatan pada bendera organisasi.

Menyatu dalam Perbedaan Aliran

Dalam empat tahun terakhir di bawah kepemimpinan Laksamana Muda TNI Dr. Ivan Yulivan, INKAI aktif mengirimkan delegasi ke berbagai dojo terkemuka di Jepang: Hoitsugan Dojo (yang kini dipimpin oleh Kawawada Sensei), Karate No Michi Dojo (di bawah Mikio Yahara Sensei), serta JTKA Dojo (yang diasuh oleh Tanaka, Yuko, dan Ogata Sensei).

Kegiatan ini bukan hanya sekadar “coaching clinic” dalam arti pelatihan teknis, melainkan pembelajaran filosofis lintas generasi dan lintas tradisi.

Setiap dojo tersebut memiliki corak tersendiri. Hoitsugan Dojo menekankan kembali filosofi dan metode asli Nakayama Sensei, di mana ilmu teknik dan kejiwaan dipadukan secara harmonis.

Karate No Michi membawa semangat “jalan tiada akhir”, dengan penekanan pada eksplorasi gerak, efisiensi energi, dan ekspresi individual dalam kerangka disiplin tradisional.

JTKA di bawah Tanaka Sensei menonjolkan keteguhan dalam kihon (dasar) dan kime (fokus tenaga) yang telah membentuk generasi karateka dunia.

Dengan menyerap nilai dari berbagai sumber tersebut, INKAI sedang melakukan integrasi pengetahuan global tanpa kehilangan identitas nasional. Inilah bentuk kematangan organisasi karate yang tidak lagi terjebak pada ego sektoral, melainkan berfokus pada peningkatan kualitas karateka Indonesia secara menyeluruh.

Perspektif Budo dan Diplomasi Karate

Dari sudut pandang budo (jalan ksatria Jepang), langkah INKAI ini mencerminkan esensi sejati dari karate sebagai jalan pengembangan diri dan keharmonisan. Kerja sama lintas afiliasi bukanlah bentuk ketidaksetiaan terhadap satu aliran, tetapi wujud penghormatan terhadap semangat universal karate: “Karate ni sente nashi” — tiada serangan pertama dalam karate.

Selain itu, secara strategis, ini juga merupakan diplomasi budaya olahraga. Melalui interaksi dengan dojo-dojo utama Jepang, INKAI menempatkan Indonesia sebagai mitra yang sejajar dan dihormati di dunia karate internasional. Hubungan ini memperkuat posisi Indonesia dalam forum karate global, baik di ranah sport karate maupun traditional karate.

Menatap Masa Depan Karate Indonesia

Keterbukaan INKAI untuk bekerja sama dengan berbagai afiliasi menunjukkan arah baru pembinaan karate di Indonesia yang lebih inklusif, adaptif, dan berwawasan global. Langkah ini dapat menjadi model bagi organisasi olahraga lain dalam membangun kolaborasi internasional tanpa kehilangan jati diri nasional.

Yang lebih penting, INKAI menegaskan bahwa karate bukan sekadar kompetisi, tetapi jalan pembentukan karakter, disiplin, dan nilai kemanusiaan. Dengan menapaki jalan yang dirintis oleh Nakayama, Tanaka, Yahara, dan para sensei besar lainnya, INKAI sedang memperkokoh fondasi karate Indonesia menuju tingkat dunia — tidak hanya kuat dalam teknik, tetapi juga mendalam dalam filosofi.

Penutup

INKAI dalam perkembangannya bukan hanya kepada pola latihan semata, melainkan latihan yang benar secara kaidah teknik dan filosofi menghasilkan dampak juara dalam berbagai bidang.

Dalam dunia karate, kekuatan sejati bukan diukur dari kerasnya pukulan atau kecepatan tendangan, melainkan dari kejernihan hati dan keterbukaan pikiran. Dengan menjalin hubungan dengan berbagai pusat karate dunia, INKAI telah menunjukkan bahwa persatuan dalam keberagaman bukan hanya semboyan bangsa, tetapi juga semangat dojo dan cermin dari filosofi karate itu sendiri.*

 

Selamat Ginting

 

Anggota INKAI sejak 1977
Pengamat Politik dan Militer Universitas Nasional (UNAS)