Singgung Adat Toraja Jadi Materi Stand Up, Pandji Pragiwaksono Minta Maaf
                        FORUM KEADILAN – Komika Pandji Pragiwaksono menyampaikan permohonan maafnya kepada seluruh masyarakat Toraja atas materi stand up comedy dalam gelaran ‘Mesakke Bangsaku’ 2013 lalu.
Permohonan maaf ini diungkapkan secara terbuka lewat akun Instagram pribadinya @pandji pragiwaksono. Pandji mengakui kesalahan dan mengungkapkan penyesalannya yang mendalam.
Permintaan maaf ini disampaikan usai potongan videonya yang memuat materi stand up terkait tradisi upacara pemakaman Rambu Solo yang sakral bagi masyarakat Toraja viral kembali.
“Selamat pagi, Indonesia. Terutama untuk masyarakat Toraja yang saya hormati. Dalam beberapa hari terakhir, saya menerima banyak protes dan kemarahan dari masyarakat Toraja terkait sebuah joke dalam pertunjukan Mesakke Bangsaku tahun 2013. Saya membaca dan menerima semua protes serta surat yang ditujukan kepada saya,” tulis Pandji dalam unggahan di Instagram, Selasa, 4/11/2025.
Pandji mengaku bahwa dirinya sempat berdialog bersama Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi. Lewat perbincangan itu, Pandji menyadari bahwa makna dan nilai budaya Toraya yang dijadikan bahan lawakan ternyata begitu dalam.
“Dari obrolan itu, saya menyadari bahwa joke yang saya buat memang ignorant, dan untuk itu saya ingin meminta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Toraja yang tersinggung dan merasa dilukai,” tutur Pandji.
Pria berusia 46 tahun ini pun bersedia difasilitasi untuk bertemu dengan perwakilan 32 wilayah adat Toraja. Walaupun demikian, dirinya akan menghormati proses hukum apabila pertemuan itu tidak memungkinkan dari segi waktu.
Pandji kemudian mengakhiri pernyataannya dengan mengatakan bahwa kejadian ini adalah pelajaran penting untuknya. Ia berharap supaya para komika di Indonesia tidak berhenti mengangkat materi tentang keragaman budaya, tapi dengan pendekatan yang lebih hati-hati.
“Yang penting bukan berhenti membicarakan SARA, tapi bagaimana membicarakannya tanpa merendahkan atau menjelek-jelekkan,” tuturnya.*
