Kamis, 30 Oktober 2025
Menu

Prabowo Tegaskan Tak Boleh Ada Mafia dalam Pemerintahan Usai Apresiasi Polri Berantas Narkoba

Redaksi
Presiden Prabowo Subianto menghadiri pemusnahan 214.84 ton barang bukti narkoba senilai Rp29,37 triliun di lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu 29/10/2025 | Ari Kurniansyah/Forum Keadilan
Presiden Prabowo Subianto menghadiri pemusnahan 214.84 ton barang bukti narkoba senilai Rp29,37 triliun di lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu 29/10/2025 | Ari Kurniansyah/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengapresiasi kinerja Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) yang berhasil menggagalkan peredaran narkotika sebanyak 214,8 ton sepanjang satu tahun pemerintahan.

Prabowo menyebut, capaian itu sebagai bentuk nyata keseriusan Polri dalam melindungi bangsa dari ancaman narkoba yang disebutnya sebagai musuh besar negara.

“Kalau tidak dicegah, narkoba itu bisa digunakan oleh 629 juta manusia, dua kali lipat dari jumlah penduduk Indonesia,” kata Prabowo dalam acara pemusnahan barang bukti narkoba di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta Selatan, 29/10/2025.

Prabowo menjelaskan, narkoba merupakan salah satu ancaman terbesar bagi masa depan generasi muda dan ketahanan nasional. Ia menilai, kejahatan narkotika sudah menjadi extraordinary crime yang membutuhkan penanganan serius lintas lembaga.

“Saya sudah sampaikan sejak awal ke Kapolri, tugas utama Polri ada tiga: pemberantasan narkoba, penyelundupan, dan judi online,” ujarnya.

Presiden menambahkan, keberhasilan Polri dalam menggagalkan ratusan ton narkoba tidak hanya menyelamatkan jutaan nyawa, tetapi juga menunjukkan komitmen negara dalam menegakkan hukum.

“Saya tahu tugas polisi berat. Tidak semua kerja mereka terlihat. Tapi apa yang dilakukan ini menyelamatkan bangsa,” ujarnya.

Selain itu, Prabowo juga menegaskan bahwa pemerintah juga tengah fokus menutup kebocoran kekayaan negara dan menertibkan birokrasi dari praktik mafia.

Ia menyebut, kebocoran sumber daya sebagai pendarahan bangsa yang harus segera dihentikan.

“Kekayaan negara itu ibarat darah di dalam tubuh. Kalau darah kita bocor terus, lama-lama negara bisa mati,” kata Prabowo.

Menurutnya, sejak awal menjabat sebagai presiden, ia berusaha mengidentifikasi dan menguasai kembali seluruh potensi kekayaan nasional agar tidak dikuasai oleh kelompok tertentu.

“Tidak boleh ada pemerintah dalam pemerintah. Tidak boleh ada mafia di dalam pemerintahan. Tidak boleh ada orang pintar yang mengakali pemimpin politik atau rakyat,” tegasnya.

Prabowo menegaskan, keberhasilan memberantas narkoba dan korupsi harus berjalan beriringan. Sebab, keduanya sama-sama menggerogoti masa depan bangsa. Dirinya pun meminta seluruh jajaran aparat penegak hukum bekerja dalam satu kesatuan visi.

“Kita harus satu tim. Polisi, TNI, Kejaksaan, Bea Cukai, semua lembaga negara harus bekerja bersama. Jangan ego sektoral,” ujar Prabowo.

Lebih lanjut, Prabowo menekankan bahwa pembangunan tidak akan berhasil tanpa pemerintahan yang bersih dan sistem yang efisien.

“Setiap rupiah uang negara harus digunakan untuk rakyat. Setiap proyek harus diawasi agar tidak bocor,” katanya.

Ia menegaskan, bahwa dirinya tidak akan mentolerir adanya mafia, kolusi, atau pihak-pihak yang mencoba mengambil keuntungan pribadi di balik jabatan publik.

“Kalau sistem salah, kita harus berani memperbaikinya. Tidak boleh ada yang merasa kebal hukum,” tegasnya.

Prabowo berpesan, kepada seluruh aparat penegak hukum untuk terus bekerja dengan hati nurani dan integritas tinggi.

“Berbuat baik sering tak mendapat ucapan terima kasih, tapi satu kesalahan bisa diingat selamanya. Karena itu, jadilah Bhayangkara sejati yang siap dimaki tapi tetap berbakti,” pungkasnya.*

Laporan oleh: Ari Kurniansyah