Rabu, 29 Oktober 2025
Menu

Klaim Proyek Whoosh Sudah Dapat Laba, Budi Arie: Cina Baru Untung Setelah 10 Tahun

Redaksi
Ketua Umum Pro Jokowi (Projo) sekaligus mantan Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi di Kawasan Jakarta Selatan, Rabu, 29/10/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Ketua Umum Pro Jokowi (Projo) sekaligus mantan Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi di Kawasan Jakarta Selatan, Rabu, 29/10/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Mantan Menteri Koperasi sekaligus Ketua Umum Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi mengklaim bahwa proyek kereta cepat Whoosh saat ini sudah mencatatkan keuntungan operasional. Menurutnya, secara ebitda (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi), proyek yang dikelola oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tersebut telah mencapai titik positif.

“Whoosh itu sekarang sudah 17 ribu penumpang per hari. Pendapatannya hampir Rp1,6 sampai Rp1,8 triliun per tahun. Jadi secara ebitda, antara pendapatan dan pengeluaran operasionalnya sudah positif. Ini bukan barang mangkrak,” katanya, di kawasan Jakarta Selatan, Rabu, 29/10/2025.

Budi menilai bahwa persoalan utama proyek kereta cepat bukan pada profitabilitas, melainkan pada struktur pembiayaannya. Ia menyebut, permasalahan utang yang saat ini menjadi sorotan publik bisa diatasi melalui restrukturisasi keuangan.

“Kalau problem utang yang besar itu bisa ada solusinya. Ini cuma soal financial structure. Misalnya, tenor utangnya yang semula 20 tahun bisa diperpanjang menjadi 50–60 tahun, grace period-nya dari 5 tahun bisa diperpanjang jadi 10 tahun. Ini bukan problem yang rumit,” jelasnya.

Budi menambahkan, dengan jumlah penumpang yang stabil, potensi pendapatan kereta cepat akan terus meningkat. Ia bahkan menyarankan agar KCIC mempertimbangkan opsi go public atau IPO untuk memperkuat struktur permodalan.

“Ini bisa diselesaikan juga dengan IPO. Kalau di-go public-in, komposisi antara utang dan modal jadi lebih seimbang. Utangnya mengecil, modalnya membesar, dan cicilannya jadi lebih ringan,” katanya.

Terkait isu pembayaran utang proyek Whoosh yang sempat menjadi perdebatan, Budi menyarankan agar proyek tersebut justru terus dikembangkan hingga rute Jakarta–Surabaya sebagai bagian dari program strategis nasional.

“Kalau mau jadi negara maju, ya harus punya lompatan peradaban. Jadi menurut saya, proyek ini jangan berhenti di Jakarta–Bandung, tapi lanjut sampai Jakarta–Surabaya,” tegasnya.

Budi juga menyoroti perbandingan harga tiket kereta cepat di luar negeri. Ia menilai, harga tiket Whoosh masih tergolong murah dibandingkan dengan rute serupa di negara lain.

“Tiket London–Paris itu sekitar 120 pound atau lebih dari Rp3 juta. Sementara Whoosh cuma Rp500 ribu, bahkan sering diskon sampai Rp125 ribu. Jadi ini sudah sangat terjangkau,” ujarnya.

Menurut Budi, kondisi keuangan KCIC masih tergolong sehat dan memiliki potensi besar untuk berkembang, apalagi jika restrukturisasi pembiayaan segera dilakukan.

“Cina aja baru bisa untung setelah 10 tahun operasi. Kita baru setahun sudah positif secara operasional. Jadi ini bukan masalah rugi, hanya soal jangka waktu pembayaran utang saja,” pungkasnya.*

Laporan oleh: Novia Suhari