Rabu, 29 Oktober 2025
Menu

Fenomena Pelari Kalcer, Antara Gaya dan Olahraga

Redaksi
Ilustrasi Pelari | Ist
Ilustrasi Pelari | Ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Beberapa waktu belakangan, istilah pelari kalcer mulai sering muncul di media sosial. Istilah ini merujuk pada tren gaya hidup baru di kalangan anak muda yang suka berlari bukan semata-mata demi kesehatan, melainkan juga untuk eksistensi sosial dan gaya hidup.

Secara harfiah, “pelari kalcer” berasal dari gabungan kata pelari dan culture, yang dalam konteks bahasa gaul berarti seseorang yang menjalani suatu kegiatan karena terpengaruh budaya populer. Jadi, pelari kalcer bisa diartikan sebagai seseorang yang mengikuti kegiatan lari karena ingin ikut tren, menikmati suasana komunitas, atau ingin tampil sebagai bagian dari gaya hidup healthy aesthetic.

Lari sebagai Gaya Hidup Sosial

Dulu, kegiatan lari identik dengan olahraga rutin untuk menjaga kebugaran tubuh. Namun kini, lari sudah berkembang menjadi bagian dari lifestyle movement. Banyak anak muda yang bergabung dengan komunitas lari, mengikuti fun run, hingga menampilkan aktivitasnya di media sosial dengan gaya khas — sepatu lari keren, pakaian athleisure, dan pemandangan kota di pagi hari.

Pelari kalcer biasanya tidak hanya fokus pada performa, tapi juga pada vibe. Mereka menikmati prosesnya: bertemu teman baru, ikut acara komunitas, hingga menikmati kopi usai lari di kafe hits. Semua itu menjadi bagian dari pengalaman sosial yang membuat kegiatan lari semakin menarik.

Antara Tren dan Manfaat

Meski ada anggapan bahwa pelari kalcer hanya ikut-ikutan, sebenarnya tidak ada yang salah dengan tren ini. Justru, kehadiran pelari kalcer bisa menjadi pintu masuk bagi banyak orang untuk mulai berolahraga. Selama kegiatan tersebut membawa dampak positif — seperti tubuh yang lebih bugar dan pola hidup yang lebih aktif — tren ini patut diapresiasi.

Namun, penting juga untuk menjaga keseimbangan antara gaya dan tujuan. Jangan sampai semangat berlari hanya berhenti pada konten media sosial. Lari seharusnya tetap menjadi sarana menjaga kesehatan, bukan sekadar pencitraan digital.

Budaya Baru di Tengah Gaya Hidup Urban

Fenomena pelari kalcer juga menggambarkan bagaimana budaya urban terus berubah. Di tengah padatnya aktivitas dan tuntutan hidup di kota besar, generasi muda mencari cara untuk tetap aktif sekaligus mengekspresikan diri. Lari menjadi medium yang ideal — murah, mudah dilakukan, dan memiliki nilai sosial yang tinggi.

Selain itu, banyak brand olahraga hingga kafe lokal yang menangkap peluang ini dengan mengadakan acara lari bersama atau berkolaborasi dengan komunitas pelari. Hal ini membuat budaya lari makin hidup, tidak hanya di lintasan, tapi juga di dunia digital.

Pelari kalcer mungkin muncul dari tren, tapi dampaknya lebih luas dari sekadar gaya hidup. Fenomena ini menunjukkan bagaimana olahraga sederhana bisa menjadi bagian dari ekspresi diri dan komunitas. Selama dilakukan dengan niat baik dan konsisten, menjadi pelari — entah kalcer atau bukan — tetap membawa manfaat bagi tubuh, pikiran, dan kehidupan sosial.*