Prabowo: Kita Bersyukur Angka Kemiskinan Turun ke 8,74 Persen
FORUM KEADILAN – Presiden Prabowo Subianto memamerkan angka kemiskinan pada masa pemerintahannya turun ke 8,47 persen per Maret 2025, dan menjadi rekor terendah sepanjang sejarah Indonesia.
“Kita bersyukur juga angka kemiskinan turun ke 8,47 persen. Ini saya diberitahu catatan oleh para pakar ini angka terendah sepanjang sejarah RI,” kata Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna, Senin, 20/10/2025.
Prabowo mengatakan bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) juga turun menjadi 4,67 persen per Februari 2025. Walaupun demikian, dirinya tidak ingin pemerintahannya berpuas diri.
Kepala Negara itu menilai bahwa angka 4,67 persen dari total penduduk 287 juta orang itu masih cukup besar.
“Dan bagi mereka yang perlu pekerjaan segera, ini sesuatu yang harus kita pikirkan dengan saksama. Kita paham bahwa tingkat pengangguran ini sangat meresahkan bagi mereka yang sangat butuh pekerjaan kita paham karena itu kita bekerja keras,” jelas Prabowo.
Prabowo mengatakan bahwa masalah lapangan kerja menjadi tantangan terutama di tengah perkembangan teknologi. Terutama dengan adanya kecerdasaan buatan atau artificial intelligence (AI) yang juga semakin membuat pekerjaan manusia berkurang.
“Munculnya robotik harus kita catat. Di Jerman, pabrik Volkswagen yang 5.000-6.000 pekerja, sekarang hanya 30 orang, sisanya robot, ini harus kita kerjakan,” katanya.
Prabowo mempunyai mimpi besar untuk menuntas habis kemiskinan ekstrem di Indonesia hingga 0 persen pada 2029 mendatang.
Tekad tersebut tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Baseline Prabowo adalah data 2024 yang mencatat masih ada 1,47 persen kemiskinan ekstrem, kemudian coba ditekan ke level 0,5-1 persen pada tahun ini.
“Target kemiskinan ekstrem ini juga mengikuti standar internasional pada US$2,15 purchasing power parity per kapita per hari,” tulis petikan dokumen tersebut, dikutip Selasa, 21/10/2025.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin ekstrem di Indonesia adalah 0,85 persen atau 2,38 juta orang per Maret 2025. Jumlah tersebut diklaim turun dibandingkan September 2024 yang masih menyentuh 0,99 persen atau 2,78 juta orang.
Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026 pun menargetkan kemiskinan ekstrem hilang. Tetapi, pemerintah bersama DPR RI akhirnya sadar diri dan sepakat memperlebar target tahun depan menjadi 0-0,5 persen.*
