Rabu, 17 Desember 2025
Menu

Respons Mendikti Brian Terkait Kasus Dugaan Bully hingga Mahasiswa Unud Bunuh Diri

Redaksi
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), Brian Yuliarto | Ist
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), Brian Yuliarto | Ist
Bagikan:

Jika memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidup, cobalah mengungkapkan apa yang dirasakan pada seseorang yang dapat dipercaya. Temui teman dan keluarga atau kunjungi psikolog untuk membantu dalam mengatasi pikiran tersebut.

FORUM KEADILAN – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti saintek), Brian Yuliarto, merespons kasus dugaan Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa Universitas Udayana (Unud), Bali yang bunuh diri usai diduga menjadi korban perundungan atau bullying rekan-rekannya.

Menteri Brian Yuliarto mengaku kaget mendengar kabar tersebut dan telah menghubungi Rektor Udayana.

“Kami tentu sangat kaget dan sangat prihatin dengan kejadian atau musibah yang menimpa Timothy Anugerah Saputra, salah satu mahasiswa di Universitas Udayana. Kami sudah menghubungi pak rektor (Udayana), sudah kami hubungi, kami meminta penjelasan,” kata Brian usai mengikuti Rapat Terbatas di rumah kediaman Presiden Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Minggu, 19/10/202.

“Kami sangat berduka cita dan menaruh simpati terhadap korban maupun keluarga korban,” tambahnya.

Brian meminta agar Universitas Udayana untuk terus berkomunikasi dengan keluarga TAS untuk menindaklanjuti peristiwa itu. Ia juga meminta agar kampus dapat menjadi tempat yang nyaman dan aman dari tindak kekerasan termasuk perundungan.

Dalam hal tersebut ia menyinggung aturan Kementerian Pendidikan yang mengatur seputar pencegahan dan penanganan kekerasan di kampus.

“Kami juga sudah mendapat laporan dari bapak rektor bahwa pihak rektor sudah membentuk tim untuk pertama menginvestigasi, mengecek, apa yang terjadi dan melakukan pendampingan baik untuk keluarga maupun pihak-pihak lain yang barangkali terhubung dengan kasus ini. Kemudian juga memastikan bahwa kondisi kampus betul-betul kondusif. Artinya, tidak ada lagi hal-hal seperti ini bisa terjadi. Ini jadi refleksi bagi kami di lingkungan perguruan tinggi,” jelasnya.

“Kami berharap sekali permasalahan ini bisa diselesaikan secara baik dan tentunya kepada seluruh kampus mari kita lakukan pembinaan, bangun atmosfer yang baik. Kami mengimbau teman-teman mahasiswa mari bersama-sama membangun kondisi ini,” tandasnya.

TAS diketahui adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Udayana yang dinyatakan meninggal pada Rabu, 15 Oktober 2025. Berdasarkan informasi yang dihimpun, TAS tewas usai melompat dari lantai dua gedung FISIP pada Rabu pagi. TAS menjadi korban perundungan oleh sesama mahasiswa.

Dalam proses berjalan, sebanyak enam mahasiswa UNUD yang diduga terlibat perundungan TAS sudah dikeluarkan dari kampus.

Empat di antaranya adalah pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) FISIP Universitas Udayana. Mereka ialah Kepala Departemen Eksternal Maria Victoria Viyata Mayos, Kepala Departemen Kajian, Aksi, Strategis, dan Pendidikan Muhammad Riyadh Alvitto Satriyaji Pratama, Wakil Kepala Departemen Minat dan Bakat Anak Agung Ngurah Nanda Budiadnyana, serta Wakil Kepala Departemen Eksternal Vito Simanungkalit.

Dua mahasiswa lain yang mendapat sanksi serupa yaitu Putu Ryan Abel Perdana Tirta selaku mahasiswa angkatan 2023 yang menjabat sebagai Ketua Komisi II dan mahasiswa Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP) angkatan 2022 yang menjabat sebagai Wakil Ketua BEM FKP atas nama Leonardo Jonathan Handika Putra.*