Minggu, 19 Oktober 2025
Menu

Rosan Roeslani: Keppres Utang Whoosh Sedang Kita Kaji

Redaksi
CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa, 22/7/2025. | YouTube Kementerian ESDM
CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa, 22/7/2025. | YouTube Kementerian ESDM
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, merespons pernyataan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, mengenai Keputusan Presiden (Keppres) untuk menyelesaikan utang kereta cepat Whoosh.

Rosan menegaskan dirinya masih mengkaji sejumlah opsi untuk melunasi kewajiban tersebut  kepada Pemerintah Cina. Hasilnya akan dipaparkan ke sejumlah Kementerian/Lembaga (K/L) terkait, bila memang sudah rampung.

“Kita akan presentasikan (opsi pelunasan utang Whoosh) agar penyelesaiannya adalah penyelesaian yang komprehensif. Bukan hanya penyelesaian yang sifatnya bisa potensi problem lagi, enggak! Kita mau komprehensif,” ujar Rosan di Kementerian Investasi, Jakarta Selatan, Jumat, 17/10/2025.

Rosan mengatakan paparan tersebut akan disampaikan bukan hanya kepada Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan.

Ia juga turut menyampaikan ke Menteri Perhubungan Dudi Purwagandhi hingga Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa.

Pihaknya, lanjutnya, tidak sekedar memikirkan dari segi finansial, melainkan sampai masalah komunikasi dengan Pemerintah Cina.

Dirinya mengaku juga akan berbicara dengan National Development and Reform Commission (NDRC) sebagai otoritas terkait di Cina.

“Jadi, tolong bersabar. Ini opsi kita sedang kaji semua dan bukan hanya semata-mata dari finansial,” katanya.

“Supaya ke depan ini berjalan dengan baik, dampaknya ke KAI juga positif. Karena ini kan nanti dampaknya ke KAI, ke pelayanan kereta api yang lainnya,” tambahnya.

Namun, Rosan enggan menjelaskan apa saja opsi yang tengah dikaji pemerintah. Ia hanya berharap kajian itu dapat rampung sebelum 2025 berakhir.

Sementara, Luhut mengatakan bahwa permasalahan utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung tinggal mengurus restrukturisasi kepada China Development Bank (CDB).

Luhut mengatakan penerbitan Keppres tertunda menyusul pergantian kepemimpinan dari Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) ke Presiden Prabowo Subianto.

Menurut Luhut, Keppres akan berisi nama-nama yang tergabung dalam tim perundingan dengan CDB. Luhut mengaku telah meminta Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Danantara Rosan Roeslani menunjuk sejumlah nama anggota tim.

“Saya bilang waktu ke China tiga bulan lalu, oke, tapi tinggal nunggu keppres. Kemarin saya sudah bilang sama Pak Rosan, saya bilang, ‘Rosan, segera saja bikin itu (tim). Orangnya ini, ini, ini. Bikin keppres-nya’. Ya, dia (Rosan) bilang ‘saya bicara presiden’,” ungkap Luhut dalam 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Optimism on 8% Economic Growth di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis, 16/10/2025.

“Kita ribut soal Whoosh. Whoosh itu masalahnya apa sih? Whoosh itu kan tinggal restructuring (restrukturisasi utang) saja. Siapa yang minta APBN? Tak ada yang pernah minta APBN (membayar utang Whoosh),” pungkasnya.*