Desak Reformasi Kehakiman, Mantan Ketua MK: Pusat Mafia Peradilan Ada di MA

FORUM KEADILAN – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) periode 2003–2008 Jimly Asshiddiqie mendorong agar lembaga peradilan segera menjalani reformasi. Ia mencontohkan kasus mantan pejabat Mahkamah Agung (MA) Zarof Ricar dan menilai bahwa pusat praktik mafia peradilan berada di lingkungan MA.
“Maka itu puncak dari masalah, harus ada reformasi menyeluruh, termasuk dunia kehakiman, termasuk MA. Kalau tidak ya buktinya Zarof. Pusat dari mafia peradilan ada di sana (MA),” katanya usai pemberian penghargaan Jimly Award di kawasan Jakarta Pusat, Rabu, 15/10/2025.
Adapun Zarof Ricar merupakan seorang makelar perkara yang menjadi terdakwa dalam kasus suap dan gratifikasi pada kasus vonis bebas Gregorius Ronald Tannur.
Jimly menilai bahwa Zarof yang hanya pejabat biasa di MA tidak mungkin mendapat uang hingga Rp1 triliun dalam satu tahun.
“Coba itu Zarof Ricar tidak mungkin Rp1 triliun setahun. Itu pasti duit sisa yang sudah dibagi-bagi, jadi tinggal Rp1 triliun. Jadi dia enggak sendirian,” ucapnya.
Selain itu, ia juga menyoroti perlunya perbaikan terhadap MK. Namun, kata dia, citra dan muruah MK sudah kembali selepas Majelis Kehormatan MK (MKMK) telah mencopot Anwar Usman dari jabatannya sebagai Ketua MK.
Selain dunia kehakiman, Jimly juga menekankan pentingnya reformasi di dunia advokat, Kejaksaan dan juga Kepolisian yang akhir-akhir ini menjadi sorotan di masyarakat.
“Jadi mau membenahi negara hukum kita ya bukan hanya polisi, itu hanya salah satu saja dari 12 ribu masalah tadi, tapi kita mulai dari polisi dulu,” katanya.*
Laporan oleh: Syahrul Baihaqi