Rabu, 08 Oktober 2025
Menu

Purbaya Janji Jaga Defisit Utang 3 Persen

Redaksi
Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, Konferensi pers APBN kita edisi September 2025, di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Senin, 22/9/2025. | YouTube Kementerian Keuangan RI
Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, Konferensi pers APBN kita edisi September 2025, di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Senin, 22/9/2025. | YouTube Kementerian Keuangan RI
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Purbaya Yudhi Sadewa, berjanji akan menjaga deficit utang agar tidak melebihi 3 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Hal ini membuat Purbaya tak langsung bisa memenuhi desakan para kepala daerah yang saat ini tengah ramai-ramai mendatangi kantornya. Tuntutan dari Gubernur mengenai besaran dana transfer ke daerah (TKD), menurutnya, baru dapat dipenuhi setelah dirinya melanggar disiplin fiskal.

“Kan kita hitung kemampuan APBN seperti apa. Apalagi, ini 9 bulan pertama (2025) kan ekonominya melambat. Naik turun, tapi cenderung turun terus. Jadi, kalau diminta sekarang, pasti saya enggak bisa. Kecuali saya tembus rasio defisit (utang) ke PDB di atas 3 persen,” jelas Purbaya dalam Konferensi Pers di Kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat, Selasa, 7/10/2025.

“Tapi nanti yang ribut, Bloomberg ada, Reuters ada? Mereka yang ribut. Mereka (media asing) akan bilang Indonesia tidak prudent, walaupun Amerika semuanya gitu (defisit melebihi 3 persen). Mereka (pihak asing) akan menunjuk saya ‘menteri enggak becus’,” lanjutnya.

Ia berjanji menjaga disiplin fiskal agar dirinya tidak dilabeli ‘Menteri tidak becus’ oleh pihak-pihak asing. Purbaya yakin bahwa cap itu akan disematkan kepada jika melanggar batas utang yang sudah diatur dalam UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

“Jadi, saya jaga itu (defisit 3 persen). Saya jaga semuanya dulu. Saya optimalkan belanja, saya optimalkan pendapatan, saya hilangkan gangguan di bisnis,” katanya.

Purbaya menjelaskan bahwa dirinya juga sudah membuat Tim Percepatan Program Pemerintah yang bertugas mengurai masalah-masalah yang menghambat melalui proses debottlenecking.

Purbaya mengatakan akan menerima pengaduan dari semua pihak, termasuk para pengusaha. Ia akan rapat dari pagi hingga sore untuk dapat menuntaskan 6 kasus sampai 7 kasus per hari.

Di samping itu, Purbaya menyebutkan sederet upayanya membawa ekonomi Indonesia tumbuh di kisaran 5,5 persen pada kuartal IV 2025. Ia pun mengklaim pertumbuhan base money atau uang yang beredar di masyarakat yang saat ini sudah naik dari 0 persen ke 13 persen, sesuai targetnya.

Hal ini sejalan dengan aksi Purbaya yang memindahkan separuh saldo anggaran lebih (SAL) menilai Rp200 triliun yang ditaruh di Bank Indonesia ke Bank umum. Duit yang saat ini nganggur di BI tersebut diharapkan dapat menggerakan perekonomian rakyat ketika dipindahkan ke bank.

“Perlu dukungan doa (untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,5 persen). Makanya saya ke bank, bukan iseng, saya pengin lihat mereka mulai nyalurin (kredit) apa enggak. Kalau enggak bisa, di mana enggak bisanya? Kelihatannya sih ada sedikit adjustment di sana (perbankan), bukan di saya. Harusnya enggak ada masalah,” jelasnya.

“Terus nanti yang lain saya akan mulai datangi, kayak ke pabrik rokok itu kan sebetulnya debottlenecking, yang ilegal-ilegal itu saya akan beresin. Supaya industri tekstil lokal maju, garmen lokal maju, baju-baju maju, kita maju. Jadi, saya enggak akan ngasih pasar kita ke negara lain tanpa perlawanan,” pungkasnya.*