Kamis, 09 Oktober 2025
Menu

Food Wasting dan Dampaknya untuk Bumi yang Jarang Kita Sadar

Redaksi
Ilustrasi membuang makanan atau food wasting | Ist
Ilustrasi membuang makanan atau food wasting | Ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Fenomena membuang makanan atau food wasting masih menjadi masalah global yang sulit diatasi, termasuk di Indonesia. Tanpa disadari, kebiasaan sepele seperti tidak menghabiskan makanan di piring atau membeli bahan makanan berlebihan ternyata punya dampak besar, baik bagi lingkungan maupun masyarakat.

Artikel ini akan membahas lebih dalam soal apa itu food wasting, dampaknya terhadap bumi dan kehidupan sosial, serta langkah-langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk menguranginya.

Apa Itu Food Wasting

Food wasting adalah tindakan membuang makanan yang masih layak dikonsumsi. Biasanya terjadi di berbagai tahap — mulai dari produksi, distribusi, hingga konsumsi di rumah tangga atau restoran.

Menurut data Food and Agriculture Organization (FAO), sekitar sepertiga makanan yang diproduksi di dunia terbuang percuma setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri, laporan Bappenas menyebutkan bahwa sampah makanan yang terbuang mencapai 20–31 juta ton per tahun, angka yang cukup untuk memberi makan jutaan orang.

Masalah ini bukan hanya soal sisa makanan di piring, tetapi juga mencakup proses panjang di baliknya — mulai dari penggunaan air, energi, pupuk, hingga tenaga kerja yang semuanya ikut terbuang ketika makanan tidak dikonsumsi.

Dampak Food Wasting Terhadap Lingkungan

Mungkin terlihat sepele, tapi membuang makanan berarti juga membuang sumber daya alam yang digunakan untuk memproduksinya.

Beberapa dampak lingkungan dari food wasting antara lain:

1. Peningkatan emisi gas rumah kaca
Saat makanan membusuk di tempat pembuangan akhir, ia menghasilkan gas metana — salah satu penyumbang utama pemanasan global.

2. Pemborosan sumber daya
Untuk menghasilkan satu piring nasi, dibutuhkan air, pupuk, dan energi dalam jumlah besar. Ketika nasi itu dibuang, semua sumber daya tersebut ikut terbuang percuma.

3. Kerusakan ekosistem
Produksi makanan berlebih untuk memenuhi permintaan yang akhirnya terbuang juga bisa mempercepat deforestasi, menurunkan kesuburan tanah, dan menekan keanekaragaman hayati.

Dampak Sosial dan Ekonomi

Selain merusak lingkungan, food wasting juga memiliki efek sosial yang besar. Di satu sisi, ada masyarakat yang kelebihan makanan hingga membuangnya. Di sisi lain, masih banyak orang yang kesulitan untuk makan tiga kali sehari.

Menurut laporan United Nations Environment Programme (UNEP), sekitar 690 juta orang di dunia masih mengalami kelaparan, padahal jumlah makanan yang terbuang bisa mencukupi kebutuhan mereka.

Dari sisi ekonomi, food wasting berarti kerugian finansial. Uang yang dikeluarkan untuk membeli bahan makanan, ongkos transportasi, dan biaya energi semuanya sia-sia ketika makanan tidak dimanfaatkan.

Cara Sederhana Mengurangi Food Wasting

Mengatasi food wasting tidak selalu membutuhkan langkah besar. Perubahan kecil dalam kebiasaan sehari-hari bisa membawa dampak nyata. Berikut beberapa cara yang bisa diterapkan:

1. Beli seperlunya
Buat daftar belanja sesuai kebutuhan agar tidak membeli bahan makanan berlebihan.

2. Gunakan bahan makanan secara kreatif
Olah sisa sayur, buah, atau nasi menjadi menu baru agar tidak terbuang.

3. Simpan makanan dengan benar
Pahami cara penyimpanan bahan segar di kulkas agar lebih tahan lama.

4. Kenali tanggal kedaluwarsa
Bedakan antara best before dan expired date. Banyak produk masih aman dikonsumsi setelah melewati tanggal best before.

5. Bagikan makanan berlebih
Bila memiliki makanan layak konsumsi yang tidak akan habis, pertimbangkan untuk membaginya kepada tetangga atau lembaga sosial.

Food wasting bukan hanya persoalan sampah makanan, melainkan juga tentang etika, kesadaran, dan tanggung jawab terhadap bumi. Setiap suapan yang kita sia-siakan punya konsekuensi besar — bagi lingkungan, ekonomi, dan kehidupan sosial.

Mulai dari langkah kecil di dapur, kita bisa menjadi bagian dari perubahan. Karena menyelamatkan makanan berarti juga menyelamatkan bumi.

food wasting, lingkungan, gaya hidup berkelanjutan, zero waste, go green, sustainability, gaya hidup sehat, eco living*

Laporan oleh: Michelle Angella