Teknologi Deepfake dan Ancaman Serius di Era Media Sosial

FORUM KEADILAN – Bayangkan sedang membuka media sosial lalu mendapati video seorang tokoh publik mengucapkan sesuatu yang mengejutkan. Sekilas terlihat nyata, padahal bukan asli. Itulah deepfake, video atau audio tiruan yang dihasilkan dengan teknologi kecerdasan buatan, dibuat sedemikian rupa hingga mirip aslinya.
Meski bisa digunakan untuk hiburan atau industri kreatif, teknologi ini juga berpotensi berbahaya ketika disalahgunakan, misalnya untuk penipuan, politik, hingga perundungan digital.
Cara Kerja Deepfake
Secara sederhana, deepfake bekerja melalui tiga tahap:
- Pelatihan model AI dengan data foto, video, dan suara seseorang.
- Manipulasi untuk menyusun ulang wajah atau suara pada video baru.
- Penyebaran konten palsu ke publik untuk memanipulasi opini atau melakukan penipuan.
Teknologi deteksi deepfake memang terus berkembang, tetapi versi yang sangat halus kerap sulit dibedakan dari video asli.
Dampak yang Ditimbulkan
Ada beberapa alasan mengapa deepfake dianggap berbahaya:
- Merusak reputasi dan kepercayaan publik. Video palsu bisa menodai citra seseorang secara instan.
- Penipuan finansial. Deepfake suara kerap dipakai dalam penipuan transfer uang.
- Pelecehan digital. Konten intim palsu tanpa izin merugikan korban secara psikologis dan sosial.
- Distorsi politik. Video manipulatif bisa menggiring opini publik, terutama menjelang pemilu.
- Hukum yang belum jelas. Regulasi masih banyak yang belum bisa mengimbangi laju teknologi.
Cara Mengenali dan Menghindari Deepfake
Agar tidak menjadi korban, ada beberapa hal yang bisa diperhatikan:
- Perhatikan gerakan bibir atau wajah yang tidak sinkron.
- Dengarkan intonasi suara yang kaku atau berbeda dari aslinya.
- Periksa sumber video dan bandingkan dengan media resmi.
- Waspadai konten viral tanpa sumber tepercaya.
- Jangan mudah percaya jika wajah dikenal muncul dalam situasi yang tidak masuk akal.
Selain itu, institusi juga perlu bergerak dengan menghadirkan teknologi deteksi, kebijakan verifikasi identitas, serta regulasi yang tegas terkait penyalahgunaan deepfake.
Deepfake bukan sekadar efek visual canggih, melainkan tantangan serius di era digital. Masyarakat perlu lebih kritis saat menerima informasi, selalu melakukan verifikasi, dan menjaga keamanan data pribadi. Dengan kesadaran bersama, penyalahgunaan teknologi deepfake dapat ditekan sebelum semakin merugikan banyak orang.*