Minggu, 05 Oktober 2025
Menu

Menghindari Sikap Impulsif untuk Hidup Finansial yang Lebih Sehat

Redaksi
Ilustrasi Berbelanja | Ist
Ilustrasi Berbelanja | Ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang tentu pernah mengambil keputusan secara spontan tanpa banyak pertimbangan. Hal ini dikenal dengan sifat impulsif. Sekilas, bersikap impulsif bisa memberikan kesan menyenangkan karena kita merasa bebas mengikuti keinginan sesaat.

Namun, jika kebiasaan ini terus terjadi terutama dalam urusan keuangan, dampaknya bisa cukup serius.

Apa itu sifat impulsif

Sifat impulsif adalah kecenderungan seseorang untuk bertindak atau mengambil keputusan secara cepat tanpa memikirkan akibat jangka panjang. Misalnya, membeli barang hanya karena diskon, melakukan check out belanja online meski tidak benar-benar butuh, atau mengeluarkan uang lebih banyak demi mengikuti tren.

Pada dasarnya, sifat impulsif muncul karena dorongan emosional yang kuat, seperti rasa senang, penasaran, atau sekadar ingin mendapatkan kepuasan instan.

Mengapa sifat impulsif berbahaya bagi keuangan

Keuangan yang sehat membutuhkan perencanaan dan pengendalian diri. Jika seseorang terbiasa impulsif, beberapa dampak berikut bisa terjadi:

1. Borong belanja tanpa rencana
Membeli barang hanya karena tergoda promo atau tren bisa membuat anggaran bulanan berantakan.

2. Menumpuk hutang
Sifat impulsif sering kali mendorong penggunaan kartu kredit atau pinjaman instan tanpa perhitungan matang. Jika tidak terkendali, hutang bisa menumpuk dan sulit dilunasi.

3. Gagal menabung
Keinginan untuk memuaskan diri saat ini membuat seseorang sulit menyisihkan uang untuk tabungan atau investasi.

4. Stres finansial
Saat sadar bahwa kondisi keuangan mulai bermasalah akibat keputusan impulsif, rasa cemas dan stres pun sering muncul.

Cara mengendalikan sifat impulsif dalam keuangan

Mengendalikan sifat impulsif bukan berarti menekan diri sepenuhnya, melainkan belajar lebih bijak dalam mengelola keinginan. Beberapa langkah yang bisa diterapkan antara lain:

– Buat daftar prioritas belanja sebelum bertransaksi.

– Berikan jeda waktu sebelum membeli barang, misalnya menunggu 24 jam agar bisa berpikir ulang.

– Batasi penggunaan kartu kredit dan lebih sering gunakan uang tunai atau dompet digital dengan saldo terbatas.

– Tentukan target keuangan, seperti menabung untuk dana darurat atau investasi, agar motivasi lebih terarah.

– Kenali pemicu impulsif, misalnya terlalu sering scrolling e-commerce atau media sosial, lalu coba batasi.

Sifat impulsif memang wajar dan manusiawi, tetapi jika dibiarkan tanpa kontrol, dampaknya bisa mengganggu kestabilan keuangan. Dengan belajar mengenali pemicu dan berlatih mengendalikan diri, kita bisa tetap menikmati hidup tanpa harus terjebak dalam masalah finansial di kemudian hari.

Mengelola uang dengan bijak bukan hanya soal menabung, tetapi juga soal disiplin mengendalikan keinginan sesaat yang bisa menguras dompet.*

Laporan oleh: Michelle Angella