Rabu, 01 Oktober 2025
Menu

Cara Sehat Mengatur Penggunaan Media Sosial dan Game Online untuk Anak

Redaksi
Ilustrasi Anak Bermain game online | Ist
Ilustrasi Anak Bermain game online | Ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Perkembangan teknologi membawa banyak kemudahan, tetapi juga tantangan baru, terutama bagi orang tua dalam mendampingi anak. Media sosial dan game online kini menjadi bagian dari keseharian generasi muda. Mereka bisa belajar, bersosialisasi, hingga mencari hiburan lewat gawai.

Namun, di balik itu, ada risiko yang tak boleh diabaikan seperti paparan konten negatif, cyberbullying, hingga kecanduan bermain.

Di sinilah peran orang tua sangat penting. Bukan sekadar melarang atau mengontrol secara ketat, melainkan mendampingi dengan cara yang bijaksana.

Memahami Dunia Anak di Media Sosial dan Game Online

Sebelum memberi batasan, orang tua perlu memahami dulu dunia yang digemari anak. Apa saja aplikasi yang mereka gunakan? Game apa yang sedang dimainkan? Dengan siapa mereka berinteraksi?

Pemahaman ini membuat komunikasi lebih mudah karena orang tua bisa berbicara dengan bahasa yang sama. Anak pun akan merasa didengar, bukan dihakimi.

Menetapkan Aturan yang Sehat Sejak Awal

Aturan tetap diperlukan, tetapi harus dibuat dengan jelas dan konsisten. Misalnya, membatasi waktu bermain game atau menggunakan media sosial hanya setelah tugas sekolah selesai.

Ajak anak untuk ikut serta dalam membuat aturan sehingga mereka merasa memiliki tanggung jawab, bukan sekadar dipaksa. Hal ini akan membangun disiplin sekaligus rasa percaya antara orang tua dan anak.

Menjadi Teladan yang Baik

Anak sering meniru kebiasaan orang tua. Jika orang tua terlalu sering bermain gawai, wajar bila anak melakukan hal yang sama. Karena itu, penting untuk menunjukkan contoh nyata. Misalnya, membatasi penggunaan ponsel saat makan bersama atau saat quality time keluarga.

Dengan begitu, anak belajar bahwa keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan nyata itu penting.

Mengajarkan Literasi Digital Sejak Dini

Literasi digital bukan sekadar bisa menggunakan teknologi, tetapi juga kemampuan untuk memahami dampaknya. Orang tua dapat mengajarkan anak cara:

– Menyaring informasi agar tidak mudah percaya pada berita bohong.

– Melindungi data pribadi agar tidak sembarangan dibagikan.

– Melaporkan atau memblokir akun yang mengganggu.

Hal-hal sederhana ini bisa menjadi bekal penting agar anak lebih aman di dunia digital.

Membuka Ruang Diskusi Tanpa Menghakimi

Anak-anak kadang enggan bercerita karena takut dimarahi. Padahal, komunikasi terbuka sangat penting agar orang tua tahu apa yang sedang mereka alami.

Buat suasana nyaman dengan mendengarkan lebih dulu sebelum memberi nasihat. Tanyakan dengan lembut tentang teman online mereka atau pengalaman saat bermain game. Dengan cara ini, anak akan merasa lebih tenang untuk berbagi cerita.

Mengimbangi dengan Aktivitas Offline

Agar anak tidak terlalu larut di dunia digital, orang tua bisa mengajaknya melakukan aktivitas lain yang menyenangkan. Misalnya, olahraga bersama, berkebun, membaca buku, atau bermain permainan tradisional. Kegiatan ini tidak hanya menyehatkan, tetapi juga memperkuat ikatan keluarga.

Media sosial dan game online bukanlah musuh, tetapi juga bukan sesuatu yang bisa dibiarkan tanpa pengawasan. Kuncinya ada pada keseimbangan. Orang tua perlu hadir, mendampingi, dan memberi contoh yang baik agar anak tetap bisa menikmati dunia digital dengan cara yang sehat dan aman.

Dengan sikap bijaksana, orang tua dapat membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang cerdas secara digital, tetapi tetap punya kehidupan nyata yang seimbang.*

Laporan oleh: Michelle Angella