Jumat, 26 September 2025
Menu

Desakan MBG Dihentikan Menguat, Kepala BGN Ungkap Masih Tunggu Arahan Prabowo

Redaksi
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana | BPMI Setpres/Rusman
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana | BPMI Setpres/Rusman
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Desakan menghentikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) semakin menguat usai banyak kasus siswa mengalami keracunan. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana pun buka suara terkait hal ini.

Ia menyebut, terkait penghentian program MBG, dirinya menunggu arahan dari Presiden Prabowo Subianto untuk tindakan selanjutnya.

“Saya ikut arahan Presiden, tidak berani mendahului,” ungkap Dadan kepada media, Rabu, 24/9/2025.

Ia pun belum dapat memastikan kapan BGN bersama Prabowo membahas terkait MBG dan masih menunggu kabar selanjutnya.

“Menunggu arahan Presiden,” tutur dia.

Adapun salah satu pihak yang meminta MBG dihentikan yaitu Jaringan Pemantauan Pendidikan Inddonesia (JPPI). Hal tersebut merupakan tindak lanjut dari sejumlah kasus keracunan siswa yang terjadi di berbagai daerah usai mengonsumsi MBG.

Koordinator Program dan Advokasi JPPI Ari Hadianto mengungkapkan hal tersebut dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi IX DPR RI, Senin, 22/9. Temuan dugaan keracunan MBG ini, menurut Ari, terjadi karena adanya kesalahan pada sistem di BGN.

“Tolong wakilkan kami untuk sampaikan ini kepada ke Pak Prabowo. Pertama, hentikan program MBG sekarang juga. Ini bukan kesalahan teknis, tapi kesalahan sistem di BGN karena kejadiannya menyebar di berbagai daerah,” jelas Ari.

Selain itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga mengusulkan agar program MBG dihentikan sementara. Hal ini dilakukan lantaran ada ribuan anak sekolah yang menjadi korban keracunan MBG.

Wakil Ketua KPAI Jastra Putra kemudian menyoroti peristiwa keracunan MBG yang terjadi di berbagai daerah dan terus meningkat, bukannya malah menurun. Jastra menyinggung dugaan keracunan MBG yang terjadi pada anak-anak PAUD di Tasikmalaya. Ia memandang bahwa pertahanan anak-anak berbeda dengan orang dewasa.

“Satu kasus anak yang mengalami keracunan bagi KPAI sudah cukup banyak. Artinya pemerintah perlu evaluasi menyeluruh program MBG. KPAI usul hentikan sementara, sampai benar-benar instrumen panduan dan pengawasan yang sudah dibuat BGN benar-benar di laksanakan dengan baik,” ujar Jasra lewat keterangannya, Senin, 22/9.

Dilihat dari jumlah korban, data, hingga peristiwa keracuna di berbagai wilayah, ujar Jastra, diduga ada suatu hal yang tak terkontrol dalam program tersebut.

“Ibarat mobil, punya target ingin cepat sampai, tetapi pandangan kita ke kaca depan mobil, tidak bisa mengawasi apa yang ada di depan, karena kecepatan yang terlalu tinggi,” katanya.

Perluasan program MBG, menurut Jastra, perlu dihentikan sementara. Pemerintah perlu melihat kondisi, antisipasi, hingga pengawasannya.

“KPAI tidak bisa membayangkan, hari ini anak anak PAUD yang keracunan. Kita diajak membayangkan anak anak kita sendiri, di umur yang masih sangat kecil, mengalami keracunan makanan, enggak kebayang kita. Anak anak ini pertahanannya masih sangat lemah, tubuhnya masih perlu di tegakkan dengan dukungan khusus. Dan mereka tidak mudah mendiskripsikan kondisi kesehatan,” jelas dia.*