Nelayan Rugi Dampak Proyek Pelabuhan Marunda, KCN Janji Carikan Solusi

FORUM KEADILAN – Direktur Utama PT Karya Citra Nusantara (KCN) Widodo Setiadi, menyampaikan bahwa pihaknya tengah mencari solusi terbaik bagi para nelayan di pesisir Cilincing, Jakarta Utara, yang terdampak pembangunan pelabuhan baru yang di bawah tanggung jawabnya tersebut.
Widodo menegaskan, KCN akan memberikan perhatian khusus kepada nelayan yang mengalami penurunan hasil tangkap atau kerugian akibat aktivitas pembangunan dermaga.
“Kami akan bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan (DKPKP), baik tingkat provinsi maupun Suku Dinas (Sudin), untuk melakukan pendataan terlebih dahulu. Karena kami ingin memastikan, apakah mereka benar-benar nelayan Jakarta, khususnya Cilincing,” katanya, di Kantor PT KCN, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat, 12/9/2025.
Menurutnya, KCN hanya akan fokus membantu nelayan asli Cilincing, yang wilayah tangkapannya berada di antara kawasan proyek milik Pelindo dan KCN. Dari hasil survei yang telah dilakukan, tercatat ada sekitar 700 nelayan dengan 1.100 kapal berukuran di bawah satu Gross Tonnage (GT) yang masuk dalam pendataan.
“Yang menjadi fokus kami adalah nelayan Cilincing. Kami sudah survei, bahkan merujuk pada proyek yang digagas Pemprov di Kalibaru–Cilincing–Marunda. Data menunjukkan ada 700 nelayan dan 1.100 kapal kecil yang terdaftar. Itulah yang akan kami perhatikan,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa selama proses pembangunan, dampak terhadap nelayan memang tidak bisa dihindari. Namun, KCN berjanji untuk mencari formula dan langkah nyata agar para nelayan tetap mendapatkan dukungan.
“Proses pembangunan ini pasti ada dampak. Tapi kami sedang mencari formula apa yang bisa membantu nelayan, sehingga mereka tidak dirugikan,” tambahnya.
Akan tetapi, ia berencana bantuan kepada nelayan nantinya tidak berupa uang secara langsung. Namun, berwujud dukungan untuk memberdayakan nelayan sekitar agar menambah pendapatan.
“Tapi agar bisa memberdayakan nelayan dan menambah pendapatan mereka, nanti akan dipikirkan oleh mereka (nelayan). Kemarin menurut komunitas (nelayan) coba digali dulu,” pungkasnya.*
Laporan oleh: Novia Suhari