Prabowo Segera Bentuk Tim Reformasi Kepolisian
“Tadi juga disampaikan oleh Gerakan Nurani Bangsa perlunya evaluasi dan reformasi kepolisian, yang disambut juga oleh Pak Presiden, (yang) akan segera membentuk tim atau komisi reformasi kepolisian. Saya kira ini juga atas tuntutan dari masyarakat yang cukup banyak,” kata anggota GNB Pendeta Gomar Gultom, selepas pertemuan GNB bersama Prabowo di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Kamis, 11/9/2025 malam.
Menurutnya, Gultom, aspirasi mengenai reformasi Polri juga telah direncanakan dan dirumuskan konsepnya oleh Prabowo.
“Ini gayung bersambut ya, apa yang ada dalam (Gerakan) Nurani Bangsa itu juga dalam nurani saya, kata Bapak Presiden. Jadi, harapan-harapan yang diminta oleh teman-teman itu juga malah sudah dalam konsepnya Bapak Presiden. Jadi, istilahnya tadi itu gayung bersambut ya apa yang dirumuskan teman-teman ini justru itu yang sudah akan dilakukan oleh Bapak Presiden terutama menyangkut masalah reformasi dalam bidang kepolisian,” terang Gultom.
Walaupun demikian, terkait teknis dan detailnya, GNB menyerahkan hal tersebut kepada Prabowo untuk menjelaskan kepada publik.
Tak hanya komisi untuk reformasi Polri, Prabowo juga setuju terhadap usulan GNB dan masyarakat mengenai pembentukan Komisi Investigasi Independen yang menyelidiki kerusuhan Agustus.
Kerusuhan Agustus tersebut mengacu kepada rangkaian kerusuhan pada 25 Agustus, lalu 28-30 Agustus 2025 di Jakarta dan kota-kota lainnya.
Lukman Hakim Saifuddin, anggota GNB yang juga merupakan mantan Menteri Agama (Menag) RI, mengatakan bahwa komisi investigasi yang independen tersebut penting dibentuk agar tidak mendiskreditkan unjuk rasa damai yang dilakukan oleh Koalisi masyarakat sipil termasuk para aktivis, mahasiswa, dan pelajar.
Menurutnya, investigasi yang dilakukan secara independen tersebut perlu dilakukan karena tak sampai unjuk rasa yang digelar oleh masyarakat sipil termasuk aktivis, mahasiswa dan pelajar tersebut difitnah sebagai penyebab kerusuhan.
“Itulah kenapa lalu kemudian agar menghilangkan semua fitnah, tuduhan-tuduhan, saling tuduh satu kepada yang lain, maka harus diinvestigasi,” tuturnya.
“Aspirasi GNB adalah perlunya dibentuk Komisi Investigasi Independen terkait dengan kejadian prahara Agustus beberapa waktu yang lalu, yang menimbulkan jumlah korban jiwa, korban kekerasan, luka-luka, dan seterusnya cukup banyak. Presiden menyetujui pembentukan itu,” lanjutnya.
Ia menilai unjuk rasa menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga negara yang dilindungi oleh konstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD RI 1945).
Sebelumnya diberitakan, Prabowo mengundang sejumlah tokoh lintas agama dan tokoh-tokoh bangsa lainnya yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa (GNB) ke Istana Kepresidenan RI, Jakarta, pada Kamis, 11/9/2025. Pertemuan dan GNB yang berlangsung selama kurang lebih 3 jam.
Beberapa tokoh dalam GNB yang hadir di Istana dan berdialog dan Presiden, di antaranya Romo Franz Magnis-Suseno SJ, dan Prof.M. Quraish Shihab.
Tokoh-tokoh lainnya yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa, yaitu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, KH. Ahmad Mustofa Bisri, Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo, Omi Komariah Nurcholish Madjid, Prof. Dr. Amin Abdullah, Bhikkhu Pannyavaro Mahathera, Alissa Q Wahid, Lukman Hakim Saifuddin, Karlina Rohima Supelli, Pendeta Jacky Manuputty, Pendeta Gomar Gultom, Romo A Setyo Wibowo SJ, Erry Riyana Hardjapamekas, Eri Seda, Laode Moh Syarif, Makarim Wibisono, Komaruddin Hidayat, dan Slamet Rahardjo.*
