Gerindra Sebut Isu Rahayu Saraswati Bakal Jadi Menpora Hanya Gosip

FORUM KEADILAN – Sekretaris Jenderal Fraksi Partai Gerindra DPR RI Bambang Hariyadi menegaskan bahwa kabar mengenai Rahayu Saraswati yang disebut-sebut bakal dilantik menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) usai mengundurkan diri dari parlemen hanyalah gosip belaka.
Menurut Bambang, isu tersebut tidak jelas sumbernya dan karenanya tidak perlu ditanggapi berlebihan.
“Ah itu isu yang tidak bisa dipastikan isunya siapa. Jadi gini, sebuah isu kalau tidak tahu narasumbernya itu gosip. Kalau di Islam itu ghibah, jadi tidak perlu kita bahas. Kalau ada narasumbernya, baru boleh,” katanya, di Ruang Fraksi Gerindra, Senayan, Jakarta, Kamis, 11/9/2025.
Lebih lanjut, Bambang mengingatkan agar publik lebih cermat dalam menyikapi isu yang beredar di media sosial. Ia menilai, keterbukaan media sosial membuat penyebaran informasi sulit dikendalikan.
“Jadi kita kan paham bahwa sosial media itu benar-benar sangat terbuka. Isu apa pun bisa dilakukan di sana. Kadang kita juga harus cermat dalam menanggapi isu sosial media itu,” ujarnya.
Terkait maraknya peredaran potongan podcast Rahayu Saraswati yang sempat menuai kritik warganet, Bambang menilai perlu adanya regulasi lebih ketat mengenai penggunaan akun media sosial. Ia bahkan mengusulkan agar setiap warga negara hanya boleh memiliki satu akun media sosial yang terhubung dengan satu nomor seluler.
“Kami berpendapat ke depan perlu juga single akun. Setiap warga negara hanya boleh memiliki satu akun. Kita belajar dari Swiss misalnya, satu warga negara hanya punya satu nomor telepon dan satu akun medsos. Tujuannya agar orang yang memberikan informasi di sosial media dapat bertanggung jawab, bukan akun anonim atau buzzer,” tegasnya.
Bambang menekankan bahwa usulan tersebut bukan untuk membatasi demokrasi, melainkan untuk mencegah kebebasan media sosial digunakan secara salah, terutama untuk menyebarkan framing negatif terhadap individu maupun lembaga.
“Kita harus meng-clear-kan agar jangan sampai kebebasan bersosial media dipakai untuk melakukan framing yang negatif,” pungkasnya.*
Laporan oleh: Novia Suhari