Senin, 01 September 2025
Menu

Menkomdigi Buka Suara Terkait Penonaktifan Live TikTok

Redaksi
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid | Website Kementerian Komunikasi dan Digital
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid | Website Kementerian Komunikasi dan Digital
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan bahwa penonaktifan fitur live di aplikasi TikTok dilakukan secara sukarela dan bukan permintaan pemerintah.

Ia berharap agar penonaktifan tersebut tidak berlangsung lama.

“Kami pun melihat pemberitahuan yang dilakukan oleh TikTok. Bahwa mereka melakukan secara sukarela untuk penurunan fitur live, dan kami justru berharap bahwa ini berlangsung tidak lama,” ujar Meutya saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu, 31/8/2025.

Menurutnya, TikTok memberitahukan pemerintah mengenai keputusan mematikan fitur live saat kericuhan dan penjarahan terjadi.

Namun, di sisi lain, Meutya menyebut penonaktifan fitur live TikTok berdampak pada pelaku usaha kecil.

Oleh karena demikian, pemerintah berharap ketika kondisi dalam negeri kembali normal, fitur itu dapat segera berangsur pulih.

“Jadi kalau kondisi berangsur baik, mudah-mudahan kita bisa kembali lagi fitur live TikTok,” tuturnya.

“Sekali lagi kita berdoa dan berharap mudah-mudahan kondisi membaik, sehingga fitur live TikTok bisa kembali,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, TikTok mematikan sementara fitur siaran langsung atau Live di Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara TikTok pada Sabtu, 30/8/2025.

Menurutnya, penangguhan firtu TikTok Live tersebut dilakukan terkait kericuhan di unjuk rasa yang terjadi selama beberapa waktu ini.

“Sehubungan dengan meningkatnya kekerasan dalam aksi unjuk rasa di Indonesia, kami mengambil langkah-langkah pengamanan tambahan untuk menjaga TikTok tetap menjadi ruang yang aman dan beradab,” jelas Juru Bicara (Jubir) TikTok.

“Sebagai bagian dari langkah ini, kami secara sukarela menangguhkan fitur TikTok Live selama beberapa hari ke depan di Indonesia. Kami juga terus menghapus konten yang melanggar Panduan Komunitas dan memantau situasi yang ada,” katanya.*