Kamis, 21 Agustus 2025
Menu

Jerman Desak Israel Gencatan Senjata di Gaza

Redaksi
Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul | Dok Reuters
Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul | Dok Reuters
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman, Johann Wadephul mengeluarkan pernyataan yang langka untuk mendesak Israel agar segera menghentikan krisis kelaparan di Jalur Gaza.

Pernyataan ini disampaikan setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono di Jakarta, Rabu, 20/8/2025.

Johann Wadephul menegaskan bahwa Israel harus mengambil sikap tegas untuk mengatasi penderitaan warga Gaza.

“Anda tahu bahwa kami mendukung perlawanan Israel terhadap milisi Hamas, namun kami juga merasa penderitaan rakyat Gaza tak tertahankan dan mendesak Israel untuk mengambil tindakan lebih lanjut yang dapat meringankan penderitaan ini,” katanya.

Wadephul juga menyerukan agar semua pihak segera mencapai gencatan senjata dan mendesak seluruh tawanan yang ditahan oleh Hamas.

“Saat ini, saya ingin mengulangi kembali seruan saya kepada semua pihak untuk mengupayakan kemungkinan gencatan senjata dan pembebasan sandera Hamas,” tegasnya.

Menurut Wadephul, saat ini adalah peluang nyata untuk menyelesaikan konflik.

“Banyak negara-negara yang turun tangan mengenai masalah ini. Saya percaya kita semua ingin konflik mengerikan ini diatasi melalui proses damai,” tambahnya.

Diketahui, agresi brutal Israel di Jalur Gaza telah memakan korban lebih dari 61.000 orang, dengan mayoritas adalah anak-anak dan perempuan.

Blokade yang dilakukan Israel terhadap bantuan kemanusiaan sudah memicu krisis kelaparan akut. Banyak warga Gaza meninggal dunia akibat malnutrisi.

Sejumlah negara Barat mulai menyuarakan hingga menuntut agar Israel mengakhiri blokade tersebut. Sebagian bantuan kemanusiaan kini mulai diizinkan masuk, walaupun masih dengan banyak pembatasan.

Di sisi lain, Qatar dan Mesir telah mengajukan proposal gencatan senjata kepada Hamas dan Israel. Proposal tersebut mencakup penghentian perang selama 60 hari dan pembebasan sisa sandera.

Hamas pun telah menyatakan setuju, tetapi Israel belum memberikan tanggapan resmi.*