Keluarga Ungkap Ginjal dan Paru-paru Prada Lucky Bocor Akibat Penganiayaan

Hal ini disampaikan oleh kakak perempuan Lucky, Lusi Namo, yang menjelaskan bahwa hal tersebut diketahui ketika dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aeramo, Kabupaten Nagekeo, melakukan pemeriksaan medis.
“Ginjalnya bocor dan paru-parunya bilang ada cairan yang harus mendapat penanganan medis secara intensif,” ujar Lusy Namo di rumah keluarga mendiang, Asrama TNI Kuanino, Kota Kupang, NTT, Senin, 11/8/2025.
Lusy mengatakan bahwa pada saat itu Lucky harus segera dirujuk ke Maumere dikarenakan kondisinya semakin parah. Tetapi, alat medis di rumah sakit tersebut tidak memadai sehingga direncanakan untuk dirujuk ke Kupang, namun niat itu urung terlaksana karena adiknya meninggal.
“Jadi kami bingung kok selama ini dia tidak pernah mengeluh penyakit apa-apa, tapi tiba-tiba dirujuk karena ginjal bocor, ternyata dia disiksa berhari-hari,” katanya.
Lusy menduga adiknya tersebut disiksa dan dianiaya berulang kali oleh seniornya ketika ada pergantian piket. Tetapi, Lusy belum mengetahui alasan Lucky yang diduga disiksa secara tidak manusiawi oleh para senior di tempatnya berdinas tersebut.
“Alasan dia disiksa itu kami belum tahu, tetapi dia bukan bunuh orang. Orang yang pembunuh saja dibawa ke pihak berwajib bukan menghakimi dia sampai mati,” tegasnya.
Dalam kasus tersebut, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto saat mendatangi rumah keluarga korban di Asrama TNI menyatakan sudah ada 20 prajurit yang ditetapkan sebagai tersangka.
“Seluruhnya 20 tersangka yang ditetapkan dan sudah ditahan. Kemudian akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan selanjutnya,” ujar Mayjen Piek di rumah duka Prada Lucky.
Mayjen Piek menyebut para tersangka telah diperiksa polisi militer dan Pomdam IX/Udayana.
Dari 20 tersangka, satu di antaranya adalah Perwira. Tetapi, Mayjen Piek belum mengungkapkan identitas prajurit itu.
“Nanti oleh penyidik yang menyampaikan dan selanjutnya proses ini akan segera saya sampaikan kepada pimpinan,” tuturnya.
Prada Lucky Chepril Namo, anggota Batalyon TP 834 Waka Nga Mere, Nagekeo, NTT, diduga tewas akibat dianiaya senior. Kodam IX/Udayana menyatakan 20 prajurit TNI AD telah diperiksa untuk mengusut kasus ini.*