Pengamat: ‘Jokowi Effect’ Tak Akan Ampuh Dongkrak Elektabilitas PSI

FORUM KEADILAN – Pengamat politik Citra Institute Yusak Farchan menilai, manuver politik Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) tidak akan banyak membantu mendongkrak elektabilitas Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di masa mendatang.
“Jokowi effect tidak akan signifikan mendongkrak elektabilitas PSI. Kasus ijazah palsu Jokowi telah menggerus kredibilitas dan ketokohan Jokowi di panggung politik. Masa emas Jokowi sebagai bintang elektoral sudah selesai dan digantikan Prabowo. Maka pengaruh ketokohannya juga akan memudar,” kata Yusak kepada Forum Keadilan, Kamis, 24/7/2025.
Yusak mengingatkan bahwa pengalaman Partai Demokrat dapat menjadi pelajaran penting bagi PSI. Ia menilai, peralihan kekuasaan dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Jokowi sempat membuat elektabilitas Demokrat tergerus pada pemilu berikutnya.
“Kalau ketokohan Jokowi rontok, maka basis ketokohan keluarga Jokowi, Gibran, Kaesang, dan Bobby juga akan memudar. Itu hukum alam yang akan terjadi. Jadi PSI harus kerja keras ke depan agar bisa menjadi partai besar,” ujarnya.
Menurut Yusak, PSI sebaiknya tidak menggantungkan masa depannya pada figur Jokowi semata, melainkan membangun sistem kepartaian yang kuat. Salah satu kunci penting, katanya, adalah strategi rekrutmen dan penempatan calon legislatif (caleg) yang tepat.
“Semakin banyak caleg petarung, potensi PSI menjadi partai besar semakin terbuka,” ucapnya.
Ia menambahkan, ceruk pemilih utama PSI tetap berada pada kelompok generasi Z dan milenial, sejalan dengan citra partai yang memposisikan diri sebagai partai anak muda.
“Pendukung Jokowi tersebar di berbagai partai dan tidak mungkin 100 persen ke PSI. Jadi mau tidak mau, PSI harus ekspansif dan lebih inklusif dalam menjaring basis pemilih di tengah persaingan partai politik yang semakin kompetitif,” kata Yusak.
Diketahui, Jokowi pada akhir pekan lalu menyatakan diri akan mendukung penuh PSI, sebuah pernyataan paling tegas Jokowi soal apa kendaraan politiknya usai tidak lagi menjabat Presiden Indonesia.
Sejak didirikan pada akhir 2014, partai yang kini dipimpin oleh putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep itu belum bisa menembus ambang batas parlemen di pemilu.
Para pengamat mengatakan bahwa publik akan mencermati apakah kehadiran Jokowi bisa mendongkrak popularitas PSI pada pemilu 2029 setelah terpuruk dalam dua pemilu terakhir.
Laporan oleh: Muhammad Reza