Selasa, 22 Juli 2025
Menu

Istana Ungkap Rencana Prabowo Bertemu Donald Trump, Negosiasi Tarif Impor

Redaksi
Mensesneg Prasetyo Hadi, Menaker Yassierli, Menteri BUMN Erick Thohir, Kurator Kepailitan Nurma Sadikin | Youtube Sekretariat Presiden
Mensesneg Prasetyo Hadi, Menaker Yassierli, Menteri BUMN Erick Thohir, Kurator Kepailitan Nurma Sadikin | Youtube Sekretariat Presiden
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengungkapkan tim pemerintah masih melakukan negosiasi terkait impor dagang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Pemerintah memohon doa agar negosiasi berjalan lancar.

“Ya, tarif impor, minta doanya. Minta doanya tim ekonomi kita sedang berada di Amerika dipimpin oleh Pak Menko Airlangga untuk terus melakukan upaya negosiasi supaya intinya adalah kita berharap apa yang menjadi kebijakan pemerintah Amerika Serikat dapat ditinjau kembali sehingga memberikan keuntungan bagi perdagangan kita,” ujar Prasetyo di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 11/7/2025.

Prasetyo mengatakan pemerintah telah memberikan sejumlah penawaran kepada AS dan dirinya berharap agar pihak AS mempertimbangkan tawaran yang diberikan Indonesia.

“Ya kita berharap, kita betul-betul berharap itu pemerintah Amerika dapat mempertimbangkan,” katanya.

“Tapi makanya kita tunggu, mohon doanya dari seluruh masyarakat Indonesia supaya tim negosiator dapat memberikan hasil yang terbaik bagi bangsa dan negara kita,” sambungnya.

Prasetyo kemudian membeberkan adanya keinginan Presiden RI Prabowo Subianto bertemu dengan Donald Trump. Tetapi, belum dipastikan kapan pertemuannya tersebut.

“Ada (rencana bertemu). Ada, tapi saya belum bisa memastikan kapan,” ujarnya.

“Belum. Belum diatur jadwalnya, belum,” lanjutnya.

Ia menyebut bahwa keinginan bertemu Prabowo dengan Trump adalah sebagai upaya untuk negosiasi tarif Trump. Walaupun demikian, belum dipastikan kapan pertemuan itu akan terjadi.

“Ya, sebagai sebuah upaya tentu ada. Tapi belum dipastikan untuk akan adanya pertemuan dengan Presiden Trump,” pungkasnya.*