Kamis, 10 Juli 2025
Menu

Kapolri Ngaku Pengadaan Robot Polisi Rp3 M Tak Pakai Anggaran

Redaksi
Kehadiran robot-robot dalam gladi kotor acara Hari Bhayangkara ke-79 di Monas, Jakarta Pusat | Ist
Kehadiran robot-robot dalam gladi kotor acara Hari Bhayangkara ke-79 di Monas, Jakarta Pusat | Ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membantah terkait kabar anggaran yang dikeluarkan untuk pengadaan robot-robot polisi yang dipamerkan pada upacara Hari Bhayangkara ke-79 mencapai Rp3 miliar.

Ia pun memastikan bahwa robot-robot polisi tersebut masih dalam tahap uji coba. Oleh karena itu, ia mengaku bahwa belum ada anggaran Polri yang digunakan.

“Ya anggarannya (robot) enggak pakai anggaran, orang (kemarin) uji coba,” kata dia kepada media, dikutip Selasa, 8/7/2025.

Walaupun begitu, Listyo Sigit tidak mengelak apabila nantinya Polri benar-benar melakukan pengadaan robot-robot tersebut. Sebab katanya, hal tersebut adalah wujud adaptasi Korps Bhayangkara terhadap kemajuan teknologi.

Negara-negara lain pun, lanjut dia, juga sudah mempunyai robot-robot untuk dapat mengoptimalkan tugas kepolisian. Dengan demikian, Listyo Sigit memandang bahwa Polri juga harus beradaptasi.

“Tapi ke depan pasti karena di negara-negara modern juga polisi dibantu robot, tentu kita juga Bersiap-siap untuk beradaptasi menyesuaikan dengan kebutuhan ke depan,” tutur dia.

Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho mengatakan, kehadiran robot menjadi gambaran modernisasi Polri. Sandi menuturkan, kepolisian di negara-negara maju sudah mulai menggunakan robot, bahkan beberapa negara di kawasan ASEAN juga telah bersiap untuk menggunakan robot dalam rangka memaksimalkan kinerja.

“Antusias masyarakat terhadap demo robot saat gladi Hari Bhayangkara ke-79 di Monas benar-benar luar ekspektasi kami. Kami sangat berterima kasih khususnya kepada para orang tua yang telah mengajak anak-anak mereka untuk menyaksikan secara langsung robot humanoid, robodog, dan ropi. Dari hari ke hari, Monas ramai dengan masyarakat yang mau melihat robot tersebut. Tapi kami tentu pahami betul masyarakat bertanya-tanya untuk apa robot-robot ini?” katanya, Senin 30/6.

Sandi menuturkan, Polri berupaya adaptif pada perkembangan teknologi dengan mengedepankan kemitraan serta kolaborasi bersama seluruh komponen anak bangsa. Di sisi lain, pengembangan robot juga disebut sejalan dengan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM), sains, dan teknologi yang termaktub dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

“Tahun 2030 ‘wajah’ kepolisian di sejumlah negara akan diwarnai kehadiran robot-robot yang dinilai efektif untuk tugas kepolisian. Thailand sudah memperkenalkan robot humanoidnya, Dubai sudah men-declare juga soal pemanfaatan robot untuk membantu tugas-tugas kepolisian. Bahkan Cina sudah uji coba robot polisi untuk patroli. Singapura mengembangkan kecoak cyborg untuk kegiatan SAR (search and rescue),” ujarnya.

“Memang di kita masih awam, Hari Bhayangkara menjadi momen pertama Polri memperkenalkan robot-robot ini,” sambungnya.

Sandi menyebut, dalam rencana strategis Polri tahun 2025 hingga 2045, kehadiran robot-robot tersebut telah dibahas. Bahkan, untuk anggaran tahun 2026, Polri telah memasukan pengadaan robodog.

“Renstra Polri 2025 sampai dengan 2045 tentang penggunaan robot dalam membantu tugas-tugas Polri sudah ada. Tahun 2026 sudah dianggarkan untuk robodog, kegunaan sama dengan K9, untuk mendeteksi bahan-bahan dan benda-benda berbahaya, namun lebih efektif karena tidak perlu kita beri makan setiap hari, tidak perlu proses latihan dengan tenaga pawang, tahan cuaca ekstrem dan sebagainya,” ucapnya.

Lebih jauh, Sandi menjelaskan, robot humanoid efektif untuk teknologi pemindaian wajah dan pemantauan pelanggaran lalu lintas secara elektronik. Sandi juga menyebutkan bahwa robot tersebut dapat lebih dinamis karena memiliki kemampuan bergerak bebas dan pandangan 360 derajat.

“Untuk robot humanoid hampir sama, untuk melakukan scanning, identifikasi biometrik Polri, pengenalan wajah di tempat-tempat keramaian, dan untuk pemantauan pada jalur-jalur rawan pelanggaran lalu lintas. Seperti saya sampaikan, robot tersebut sudah dipakai oleh Kepolisian Cina untuk membantu patroli kepolisian, Dubai juga sudah menggunakan robot untuk memberikan pelayanan perpanjangan SIM dan lainnya,” jelasnya.

Dirinya berharap robot-robot dapat berfungsi untuk pengawasan dan pemantauan di lokasi berbahaya seperti gedung terbengkalai atau area bencana, penanganan situasi berbahaya termasuk penjinakan bahan peledak dan penyanderaan, serta pencarian dan penyelamatan korban dalam bencana alam maupun kebakaran.

“Yang menjadi harapan juga robot-robot dapat dikembangkan untuk mengoptimalkan tugas-tugas kepolisian dalam rangka harkamtibmas, pelayanan publik maupun penegakkan hukum yang lebih presisi, humanis, transparan dan akuntabel,” pungkasnya.*