Sabtu, 05 Juli 2025
Menu

Presiden Palestina Mahmoud Abbas Kecam Keras Rencana Donald Trump Relokasi Warga Gaza

Redaksi
Presiden Palestina Mahmoud Abbas | Ist
Presiden Palestina Mahmoud Abbas | Ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam keras “proyek apa pun” yang dimaksudkan untuk merelokasi paksa warga Palestina di Jalur Gaza ke negara lain.

Hal ini disampaikan seusai Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyarankan untuk dapat memindahkan warga Gaza ke Mesir dan Yordania.

“Menyatakan penolakan keras dan kecaman terhadap proyek apa pun, yang bertujuan mengusir rakyat kami dari Jalur Gaza,” demikian pernyataan kantor Presiden Abbas.

Dalam pernyataannya juga Abbas menegaskan bahwa rakyat Palestina tidak akan meninggalkan tanah dan tempat suci mereka. Ia memastikan tidak akan membiarkan bencana seperti pada tahun 1948 dan 1967, kembali terjadi kepada warga Palestina.

Abbas menolak kebijakan apa pun yang merusak persatuan tanah Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.

Ia meminta pada Trump untuk melanjutkan upaya untuk mendukung gencatan senjata di Gaza yang dimulai pada 19 Januari. Abbas mengatakan bahwa otoritas Palestina siap mengambil alih pemerintahan wilayah tersebut.

Sebelumnya diketahui, Trump memberikan usulan rencana memindahkan lebih dari satu juta warga Palestina dari Jalur Gaza ke negara lain seperti Yordania dan Mesir. Sebelumnya, Indonesia pun sempat disebut-sebut dalam rencana relokasi tersebut.

“Saya berkata kepada Raja Abdullah bahwa saya ingin Anda menampung lebih banyak (pengungsi), karena saya melihat situasi di Jalur Gaza sekarang sangat berantakan,” kata Trump.

Trump juga menyebut akan berdiskusi dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi untuk membahas kemungkinan Mesir ikut serta dalam bagian relokasi warga tersebut.

“Kita berbicara tentang satu setengah juta orang, dan saya pikir kita bisa membersihkan semuanya,” kata Trump.

Trump menggambarkan Gaza sebagai “lokasi yang hampir sepenuhnya hancur” dan penuh dengan konflik yang sudah berlangsung selama berabad-abad.

Yordania pun telah menolak terkait usulan tersebut. Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi menegaskan menolak segala bentuk pemindahan paksa warga Palestina.

“Penolakan kami terhadap pengusiran warga Palestina tegas dan tidak akan berubah,” kata Menlu Safadi dalam sebuah pernyataan.

“Yordania untuk warga Yordania, dan Palestina untuk warga Palestina,” tambahnya.

Penolakan ini juga disampaikan oleh Pemerintah Mesir melalui Kementerian Luar Negeri di Kairo yang menyatakan dukungan berkelanjutan untuk “keteguhan hati rakyat Palestina di tanah mereka”.*