Fenomena Greenwashing: Strategi untuk Menarik Perhatian Generasi Z
                        FORUM KEADILAN – Kesadaran masyarakat, terutama Generasi Z, terhadap isu lingkungan dan keberlanjutan semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Hal ini mendorong banyak perusahaan untuk membuat produk yang lebih ramah lingkungan, yang dirancang untuk mengurangi dampak negatif terhadap bumi dengan menggunakan bahan alami atau terbarukan, serta proses produksi yang efisien dan pengemasan yang dapat didaur ulang.
Meskipun ini membawa banyak keuntungan, seperti menarik perhatian konsumen yang peduli lingkungan dan meningkatkan penjualan, fenomena ini juga sering disalahgunakan melalui praktik greenwashing.
Greenwashing adalah upaya perusahaan untuk menciptakan citra ramah lingkungan tanpa bukti atau komitmen nyata terhadap keberlanjutan. Perusahaan sering menggunakan istilah seperti “eco-friendly,” “natural,” atau “sustainable” untuk menarik konsumen, namun klaim-klaim tersebut seringkali tidak didukung oleh praktik yang benar-benar ramah lingkungan.
Meskipun hal ini dapat meningkatkan kesadaran tentang produk ramah lingkungan, sebenarnya dapat merusak kepercayaan Generasi Z terhadap merek dan berdampak negatif pada reputasi perusahaan.
Lantas, bagaimana mengidentifikasi Greenwashing ini? Nah, ada beberapa hal yang dapat dilakukan.
Untuk menghindari greenwashing, konsumen perlu berhati-hati terhadap produk yang mencantumkan label “ramah lingkungan,” “berkelanjutan,” atau “vegan” tanpa penjelasan yang jelas. Penting untuk memverifikasi klaim tersebut dengan mencari sertifikasi dari pihak ketiga yang memiliki kredibilitas, seperti organisasi audit lingkungan terkemuka.
Dengan demikian, meskipun greenwashing dapat menarik perhatian, klaim yang tidak transparan justru dapat merusak kepercayaan dan reputasi merek. Oleh karena itu, penting bagi Generasi Z untuk lebih bijak dalam memilih produk dan memverifikasi klaim keberlanjutan, sehingga pasar dapat menjadi lebih transparan dan bertanggung jawab.*
Laporan Zahra Ainaiya
