Sabtu, 12 Juli 2025
Menu

Warning Peringatan Darurat, ICW Lakukan Teatrikal ‘Timpuk Dinasti Mulyono’

Redaksi
Peneliti ICW Seira Tamara Herlambang di depan Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta Selatan, pada Senin, 30/9/2024 | Merinda Faradianti/Forum Keadilan
Peneliti ICW Seira Tamara Herlambang di depan Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta Selatan, pada Senin, 30/9/2024 | Merinda Faradianti/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Indonesian Corruption Watch (ICW) melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta Selatan, pada Senin, 30/9/2024.

Mereka melakukan teatrikal bertajuk ‘Timpuk Dinasti Mulyono’.

Peneliti ICW Seira Tamara Herlambang mengatakan, September 2019 telah dicatat oleh sejarah sebagai pembunuhan KPK oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan kroni-kroninya.

“KPK, sang anak kandung reformasi dilucuti kewenangan dan independensinya melalui revisi Undang-Undang. Revisi disahkan setelah Undang-Undang dibahas secara cepat dan tertutup,” katanya kepada awak media, Senin, 30/9.

Seira juga menyebut, dua tahun setelah revisi UU KPK itu, lebih dari 50 pegawai KPK yang berintegritas dipecat melalui tes wawasan kebangsaan.

Menurut Seira, rentetan peristiwa tersebut membuat lembaga antirasuah itu tidak lagi bertaji dalam memberantas korupsi.

“Kita hari ini disuguhkan dengan berbagai praktik pemberantasan korupsi kita semakin dilemahkan. Padahal sejak Presiden Joko Widodo menjalankan pemerintahannya, berjanji akan memberantas korupsi,” tegasnya.

Sebab campur tangan Presiden Jokowi, membuat KPK akhirnya ‘menyerah’ dan mengubah status kelembagaan dari independen menjadi lembaga di bawah rumpun eksekutif.

“Kita disuguhkan, bagaimana independen tidak lagi ada sejak tahun 2019,” pungkasnya.*

Laporan Merinda Faradianti