Kadin Rapi-rapi Jelang Pemerintahan Prabowo

FORUM KEADILAN – Musyawarah Nasional Luar Biasa Kamar Dagang dan Industri (Munaslub Kadin) yang digelar Sabtu, 14/9/2024, membuat kisruh.
Sebagaimana diketahui, dalam Munaslub tersebut, Anindya Novyan Bakrie dipilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Kadin periode 2024-2029 menggantikan Arsjad Rasjid.
Dalam podcast Madilog Forum Keadilan, Ketua Umum Prabowo untuk Indonesia Kun Nurachadijat angkat bicara soal kisruh tersebut.
Ia menilai bahwa apa yang terjadi di Munaslub Kadin adalah wujud dari pepatah ‘The Winner Takes it All’ atau ‘pemenang akan mengambil semua’.
Menurut Kun, Munaslub ini dilakukan untuk menyelaraskan apapun yang mengganggu program pemenang, dalam hal ini program presiden terpilih Prabowo Subianto.
“Jadi ya saya pikir apapun yang mengganggu dari program ‘pemenang’ itu pasti akan diselaraskan dengan segala cara, termasuk Kadin juga,” ujar Kun dalam Podcast Dialektika Madilog Forum Keadilan di Forum Keadilan TV, Selasa, 17/9/2024.
“Seperti apa gerangan kedepan, ya disesuaikan dengan ‘pemenang’. Apakah ini transisional antara pemenang lama dengan yang akan dilantik,” lanjut dia.
Indra Jaya Piliang pun kemudian mempertanyakan, Arsjad Rasjid yang dulunya dipilih menjadi Ketua Umum Kadin atas restu Presiden Joko Widodo (Jokowi), kini malah seolah-olah mengganjal pergerakan Kadin Indonesia.
Kun menilai, dilihat dari transisi yang sedang berjalan saat ini, banyak sekali kebijakan yang sangat amat berbeda antara Jokowi dan Prabowo.
“Kalau dilihat dari transisi ya itu kan banyak kebijakan yang agak extremely different gitu antara bapak yang lama (Jokowi) dengan bapak yang terpilih (Prabowo). Ya saya pikir itu ada kaitannya. Koefisien determinasinya besar ini kalau mau ada penelitian,” papar dia.
Salah satu contoh yang disebutkan oleh Kun adalah soal kebijakan-kebijakan strategis dari bidang pembangunan ekonomi. Menurut dia, dalam menyikapi ekonomi Indonesia, gaya dua pemimpin ini agak berbeda.
Kata Kun, gaya yang dimiliki oleh Jokowi condong ke liberal, sedangkan Prabowo ke sosialis, dengan salah satu contohnya adalah Indonesia harus kembali kepada sumber daya alam dan manusia yang dimiliki.
“Harus berdaulat lagi di tangan kita. Ini kan kalau dikaitkan dengan time series analysis statistic itu kan sangat Trisakti banget, we have to standing on our feet, berdiri di atas kaki sendiri. Nah itu yang sekarang akan dilantik. Tapi yang dulu kan agak tidak ke sana tone-nya, vibes-nya,” lanjut dia.
Dari sinilah, semua hal dalam ekonomi harus dirapikan untuk menyongsong awalan pemerintahan baru.*