Rabu, 23 Juli 2025
Menu

Bang Yos Minta Paslon Pilgub Jakarta Lanjutkan Pembangunan Gubernur Terdahulu

Redaksi
Gubernur DKI Jakarta periode 1997-2007 Sutiyoso (Bang Yos) saat ditemui di kediamannya di Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis, 12/9/2024 | Ali Mansur/Forum Keadilan
Gubernur DKI Jakarta periode 1997-2007 Sutiyoso (Bang Yos) saat ditemui di kediamannya di Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis, 12/9/2024 | Ali Mansur/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Gubernur DKI Jakarta periode 1997-2007 Sutiyoso (Bang Yos) meminta agar para pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024 melanjutkan pembangunan yang telah dilakukan oleh gubernur sebelumnya.

Bang Yos berpesan, siapa pun yang terpilih harus mampu mengesampingkan ego masing-masing demi melanjutkan pembangunan di Jakarta.

“Biasanya ada penyakit orang yang enggan meneruskan (pembangunan atau ide gubernur sebelumnya). Padahal ini proyek jangka panjang, semisal transportasi massal, kan sudah dirancang sejak 2003,” ungkap Bang Yos saat ditemui di kediamannya di Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis, 12/9/2024.

Bang Yos berharap agar gubernur dan wakil gubernur yang terpilih nanti dapat melanjutkan program-program baik dari pemerintahan sebelumnya, salah satunya adalah normalisasi sungai. Kata dia, para kandidat harus berani mengusung program yang tidak populis demi kepentingan Jakarta.

“Kita perlu melakukan hal-hal yang tidak populis tapi demi kepentingan yang lebih besar harus berani melakukannya,” kata Bang Yos.

Bang Yos juga mengingatkan agar para kandidat tidak membawa sentimen kesukuan dalam kampanye. Asal daerah calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta tidak boleh dipersoalkan selama memenuhi syarat pencalonan. Apalagi Jakarta adalah miniatur Indonesia.

“Jadi jangan dipermasalahkan lagi, gubernurnya (Jakarta) juga pernah orang Jawa beberapa kali, Ali Sadikin juga kan orang Sunda, Foke orang Betawi, saya orang Jawa,” tegas Bang Yos.

Menurut Bang Yos, jika sentimen kesukuan dibawa ke dalam pemilihan kepala daerah (pilkada), terutama di Jakarta, hal itu berpotensi memecah belah persatuan. Kandidat harus sadar bahwa Jakarta adalah barometer nasional.

“Itu enggak boleh karena akan menyulut perselisihan yang nuansanya sara, itu paling berbahaya,” ucap Bang Yos.

Diketahui, Pilgub Jakarta 2024 diikuti oleh tiga bakal pasangan calon. Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus mengusung mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, yang berpasangan dengan Suswono.

Kemudian, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengusung Pramono Anung-Rano Karno. Terakhir, dari jalur independen, Dharma Pongrekun-Kun Wardana.*

Laporan Ali Mansur